39. Antagonist Husband

41K 4.3K 508
                                    

Ansel menembus kerumunan, orang-orang sudah banyak berada diluar garis polisi mereka ikut melihat kejadian yang sangat menggemparkan.

Ansel menggelengkan kepalanya, berusaha meyakinkan dirinya bahwa Lea pasti selamat.

Ansel memutar pandangannya, terdapat banyak sekali mayat yang tergeletak dirumput.

Petugas membawa satu persatu mayat tersebut untuk dievakuasi.  Ansel mengusap wajahnya, terus menggelengkan kepala.

Ansel membalikkan tubuh mayat yang telungkup. "Gue yakin lo masih hidup, Nay." Menghembuskan napasnya saat mengetahui itu bukan Lea.

Entah sudah mayat keberapa yang Ansel cek dan ternyata bukan Lea.

"Aku tunggu disini aja, kamu ke rumah sakit aja."

"Seharusnya gue nganterin lo pulang dulu."

Ansel mengejar petugas yang membawa mayat, memeriksa mayat tersebut untuk mencari keberadaan istrinya.

"Aku mau bakso bakar, boleh?"

Untuk pertama kalinya Ansel menjatuhkan air mata untuk seorang perempuan. Ia terus mencari keberadaan istrinya itu.

"Lo itu nyusahin, nambah beban, ngerumitin hidup orang, mati lo, Lea, mati!"

"Gue bohong, Nay."

Ansel berlutut diantara banyaknya mayat, dia sudah mencari istrinya kemana-mana tapi, tidak juga ditemukan.

"Pak, mayat yang sebelum-sebelumnya dibawa kemana?"

"Di rumah sakit, mas."

Sebelum pergi ke rumah sakit, Ansel kembali memastikan. Ia kembali memeriksa ulang mayat yang ada disana, berharap Lea bukan salah satunya.

"Lo dimana?"

Ansel mengusap sudut matanya yang berair, rasanya sangat sesak, sulit membayangkan hari-harinya jika Lea benar-benar pergi.

"Nggak. Lo nggak boleh kemana-mana."

Ansel masih uring-uringan mencari Lea, mengejar petugas yang membawa mayat, memeriksa kembali mayat-mayat yang tergeletak.

Bau darah dan asap menyeruak diindra penciumannya, namun, tidak menghentikan kegiatannya mencari Lea.

Ansel menuju rumah sakit untuk kembali melihat mayat yang sebelumnya belum ia lihat.

"Nggak!"

"Lo nggak boleh ada disini, Lea!"

"Nggak boleh."

Ansel melihat satu-persatu mereka yang ada disana.

Pandangan Ansel tertuju ke arah sudut ruangan, terlihat perempuan dengan perut yang terlihat sedang mengandung.

"Itu bukan lo!"

Ansel menggelengkan kepalanya, kakinya berat menuju kearah perempuan yang tidak tertutup kain itu.

"Nggak!"

"Setau gue muka lo glowing."

Ansel melihat wajah perempuan itu yang ternyata bukan istrinya.

"Lea, lo dimana?"

Ansel membenturkan kepalanya kedinding berkali-kali, tangannya juga ikut meninju dinding yang tidak bersalah itu.

Ansel berjalan gontai, rambut yang sudah tidak karuan, berjalan dengan tatapan kosong.

Ansel memasuki ruang inap mamanya karena kebetulan ia berada di rumah sakit yang sama.

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang