48. Antagonist Husband

42.9K 4K 247
                                    

Ansel baru saja bangun dari tidurnya, ia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Lea yang sekarang sedang memunggunginya.

Ansel menyipitkan matanya berusaha menajamkan pengheliatan untuk melihat jam dinding.

Jam didinding menunjukkan pukul lima pagi, Ansel memperhatikan bahu Lea yang tampak bergetar.

Ansel mengelus perut Lea, ia sengaja tidak menanyakan alasan kenapa gadis itu menangis, jika ditanya bisa-bisa tangisan Lea semakin menjadi.

"Gue mau mandi habis itu mau bersihin motor, mau gue simpen didalem rumah."

"Gue juga mau nelpon Raka, biar dia yang nganter gue."

Lea membalikkan tubuhnya langsung memeluk Ansel.

Ansel menunduk, menyentuh pipi istrinya yang sudah basah. "Lo nggak capek nangis terus?"

"Sebenernya capek," jawab Lea semakin terisak, ia tetap tidak ingin melepaskan pelukannya.

"Lea, Lea." Mengusap-usap rambut Lea setelahnya menempelkan bibirnya didahi Lea.

"Udah ya."

*

Setelah selesai memberitahu Raka, Ansel mulai membersihkan dirinya di kamar mandi.

Lea memilih baju untuk Ansel kenakan tentu saja dalam keadaan sedang menangis.

Setelah selesai Lea membuat kopi andalannya untuk Ansel karena setelah ini Ansel tidak akan meminumnya karena suaminya itu tidak ada di rumah mereka.

Entah berapa lama Ansel akan meninggalkannya, Lea pun bertanya-tanya kepada dirinya sendiri berapa lama suaminya disana.

"Gue bakal kangen suara lo nyuruh gue makan, pagi-pagi udah ada sarapan, pas pulang meja makan rame sama masakan lo."

Ansel tertawa hambar, ia duduk di meja makan, sangat bersemangat memakan masakan Lea.

"Motor udah gue simpen, udah gue tutup juga sama penutupnya, jangan diliat-liat ntar lo malah keinget gue."

Ansel berusaha membuat Lea tertawa walaupun tidak berhasil gadis itu hanya diam, namun, kali ini dia tidak menangis.

Ansel memberikan kartu ATM kepada Lea, untuk kebutuhan selama dia tidak ada.

"Gue males makan ah." Ansel berhenti menyuapkan nasi kedalam mulutnya saat melihat Lea yang hanya diam dan tidak menyentuh makanan.

"Kenapa? Nggak enak?" Tanya Lea, memperhatikan Ansel yang tidak jadi makan.

"Lo makan juga kek, masa gue makan sendirian."

"Belum laper." Lea bertopang dagu dengan pandangan tertuju kemeja.

"Makan, Nay, besok-besok kita udah nggak makan bareng, makan ya?" Lea mengangguk, perlahan menyuapkan makanan walaupun nampak tidak bersemangat.

Setelah selesai sarapan, Lea kembali melaksanakan tugasnya, seperti mencuci piring.

Suara ketukan pintu terdengar ditelinga keduanya, segera Lea membuka pintu untuk melihat siapa yang datang bertamu.

Setelah membuka pintu, tubuh Lea langsung dipeluk oleh Nia, Lea ikut memperhatikan Raka dan Nabila yang ada disana.

Raka masuk, memaksakan senyumnya, ia menepuk pundak Ansel. "Gue salut sama lo, lo mau usaha buat sembuh."

Lea menangis dipelukan Nia, Nia memperlakukan Lea seperti seorang ibu yang sedang menguatkan anaknya.

"Lea kuat nak ya, Lea pasti bisa lewatin ini." Nia beralih memegang bahu Lea, Lea mengangguk berkali-kali sambil terus terisak.

Setelah semua persiapan telah siap, Ansel sudah siap diantar oleh Raka.

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang