Ansel masuk kedalam kamar membawa segelas susu untuk Lea, cepat-cepat Ansel meletakkan susu tersebut diatas nakas saat melihat Lea yang terlihat tidak baik-baik saja."A..."
"Le-her a-ku..."
Mata Lea terbebelalak, dengan mulut sedikit terbuka, dia kesusahan mengambil napas, Lea menyentuh telapak tangannya dileher merasakan sakit dibagian lehernya.
"Nay."
"Sa-kit."
"To-long."
"Ansel."
Lea memiringkan tubuhnya menghadap Ansel, mata Ansel terpejam sedangkan mulutnya terus memanggil nama Lea.
"Hey." Lea menepuk-nepuk pipi Ansel, dia terbangun karena mendengar Ansel memanggil namanya
"Lea."
Ansel membuka matanya ia mengusap wajahnya saat melihat Lea ada didekatnya dan gadis itu baik-baik saja.
Ansel langsung memeluk Lea dirinya takut saat melihat Lea kesakitan seperti dalam mimpinya.
"Kenapa?"
"Gue nggak papa." Mengusap-usap rambut Lea dalam pelukannya.
"Aku mau lanjut bobo ya, capek banget hari ini."
Ansel menangkup wajah istrinya. "Mana yang pegel, sini gue pijitin."
"Kaki aku."
Ansel mulai memijat kaki istrinya sedangkan matanya malah fokus pada leher Lea, Ansel menggelengkan kepalanya, Leanya baik-baik saja.
"Kalau mau apa-apa bilang aja ya?" Lea mengangguk mulai menutup matanya.
"Leher lo nggak sakit apa gimana?" Lea menggeleng dengan keadaan mata yang tertutup.
Keesokan harinya Lea benar-benar merasa diratukan oleh Ansel, pagi-pagi Ansel sudah membawakan sarapan buatan bu Sinta kedalam kamar.
"Makan bareng ya, Nay."
"Aku mau mandi dulu." Ansel segera meletakkan sarapan diatas nakas, dirinya bergegas membantu Lea bangun menuju kamar mandi.
Ansel merasa bersalah ternyata istrinya mudah sekali lelah, Ansel sulit membayangkan bagaimana kehidupan Lea saat dia tidak ada.
Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian, Lea duduk didepan Ansel yang sudah menunggunya.
Ansel mulai menyuapkan makanan untuk Lea. "Enak?" Lea mengangguk.
"Katanya makan bareng, kamu kenapa nggak makan?"
"Gue makan nanti abis lo makan."
"Lo pernah periksa kandungan selama gue nggak ada?" Meletakkan tempat makanan disampingnya karena Lea sudah selesai makan.
Lea menggeleng.
"Kita periksa kandungan lo ya, sekalian jenguk Nabila di rumah sakit."
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...