Lea dipindahkan ke ruang inap VIP atas keinginan Nia. Untung saja tidak ada luka yang cukup serius.
Nia menghela napas lega karena tidak terdapat sesuatu yang cukup serius apalagi sampai membahayakan kandungan Lea.
"Mama nggak yakin ninggalin Lea disini sama Ansel, bisa-bisa nanti dia malah bunuh istrinya sendiri."
Raka menepuk-nepuk bahu Ansel yang tengah duduk disamping brankar Lea. "Inget, dia lagi hamil anak lo, lo nggak bakal dibilang hebat kalau kasarin perempuan."
Ansel hanya diam menatap lurus kearah Lea yang tengah terbaring dengan mata yang terpejam.
"Ayo ma pulang, nanti malem kita kesini lagi." Nia mengangguk, mereka berjalan keluar meninggalkan Ansel dan Lea.
Ansel mengusap wajahnya kasar, merutuki perbuatannya yang sudah kelewat batas, dia benar-benar tidak bisa mengontrol emosi, dan kebetulan ada Lea tempat melampiaskan emosinya.
"Enghh."
"Nay."
Lea perlahan membuka matanya dan yang dilihatnya pertama kali adalah Ansel. Ingatan Lea kembali berputar mengingat Ansel yang melemparnya dengan batu dan memukul dadanya berkali-kali.
Lea mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Ansel.
"Gue minta maaf."
Lea cukup kaget saat Ansel meminta maaf, pasalnya selama mereka menikah baru kali ini dia mendengar kata maaf dari Ansel.
"Nay."
"Lo nggak papa kan?"
Lea memutar bola matanya malas. "Kamu punya mata kan? Liat, aku lagi baik-baik aja atau kenapa-napa."
"Akkhh." Lea menyentuh dadanya yang terasa nyeri karena dirinya melakukan sedikit pergerakan.
"Apa yang sakit?"
"Semuanya," ketus Lea menatap Ansel malas.
Ansel menyentuh lengan Lea yang juga terdapat lebam akibat lemparan batu. "Gue minta maaf."
Ansel beralih menggenggam tangan Lea. "Gue minta maaf, maaf Nay, maaf."
Ansel menjatuhkan kepalanya ditangan Lea. Lea ragu Ansel serius minta maaf atau tidak. Lea memilih diam tidak membalas apa pun.
Entah sudah berapa lama Ansel tertidur dengan posisi duduk dan kepala dibaringkan dipinggir brankar Lea.
Ansel menemani Lea sampai gadis itu tertidur tidak taunya Ansel malah ikut tertidur hingga yang bangun duluan adalah Lea.
Lea mengusap-usap rambut Ansel, Ansel terlihat sangat polos saat tidur.
"Aku ragu sama diri aku sendiri, bertahan sama kamu, atau pergi."
Lea menepuk pipi Ansel agar laki-laki itu terbangun. "Lo udah bangun?"
"Sana makan, udah malem gini, kamu belum makan kan?"
"Lo juga belum makan." Ansel menguap sembari merentangkan kedua tangannya.
"Bentar lagi diantar kok."
Ansel mengusap perut Lea yang mulai sedikit membuncit. "Maafin gue ya?" Berbicara kepada anaknya yang ada diperut Lea.
"Atas nama nyonya Lea ini makan malamnya." Ansel mengambil makan malam yang diberikan oleh petugas disana.
"Aduh, gimana sekarang, ada yang sakit? Apa yang sakit sayang?" Heboh Nia saat memasuki ruangan Lea.
Raka melirik Nabila yang ikut tersenyum melihat kekhawatiran mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...