Sudah tiga hari ini Ansel tidak tidur, ia sibuk dengan tugas kuliahnya. Setelah pulang kuliah, Ansel kembali mengerjakan laporan yang belum selesai.
Hari ini Ansel pulang sore, ia langsung menuju kamar, duduk diatas kasur dan kembali sibuk.
Lea menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Ansel yang beberapa hari ini terlihat sangat sibuk sampai tidak tidur.
"Nggak mandi dulu?" Meletakkan air putih diatas nakas.
"Bentar, lagi nangung." Melirik Lea sekilas.
"Besok jadi kan anter aku periksa kandungan?" Tanya Lea takut-takut jika Ansel malah berubah pikiran.
"Iya."
Lea duduk disofa sambil menonton televisi, dilihatnya Ansel yang baru saja keluar dari kamar menuju kamar mandi.
Lea bergerak masuk kamar, ia menyiapkan baju ganti untuk suaminya.
Setelah selesai meletakkan pakaian diatas kasur, mata Lea terfokus pada laptop Ansel yang masih menyala.
Lea berdecak. "Apa salahnya dimatiin dulu."
Lea mengambil alih laptop Ansel, ia ingin berbuat baik dengan cara mematikan laptop suaminya.
Terpampang tulisan, Lea malah fokus ke dalam kotak kecil, yang bertuliskan yes dan no.
Lea menekan tulisan yes kemudian, ia tersenyum, lalu, keluar dan menekankan tombol shutdown.
Setelah selesai mandi dan juga mengenakan pakaian, Ansel baru menyadari laptopnya telah dimatikan oleh Lea, ia tidak begitu mempermasalahkan.
Ansel kembali membuka laptop, wajahnya mulai panik saat melihat laporannya tidak ada lagi. Ia kembali mengamati baik-baik, kembali mencari lagi, tapi, tetap saja tidak ada.
Pikiran Ansel tertuju pada Lea yang mematikan laptopnya.
"Nay."
"Nay."
Lea masuk kedalam kamar, ia bingung melihat wajah Ansel yang terlihat panik.
"Lo apain isi laptop gue?"
Lea menggeleng seingatnya dia sedang berbuat baik. "Nggak aku apa-apain, cuman aku matiin."
"Kok laporan yang gue buat tiga hari ini ilang?" Ansel masih menahan emosinya.
"Nggak tau, tadi, ada tulisan yes, no, gitu, yaudah aku teken yes," ujar Lea dengan jujur, ia juga masih berdiri ia terlalu takut untuk mendekati Ansel.
"Emang nggak lo baca dulu? Masa langsung neken yes?"
"Nggak aku baca, aku teken yes aja."
Ansel langsung menyandarkan dirinya, ia rela tidak tidur tiga hari ini, dan Lea? Dalam beberapa detik menghapus pekerjaannya.
"Berkasnya ke hapus," ucap Ansel malas menatap Lea.
"Maaf."
Tangan Ansel terkepal ingin sekali menghajar Lea yang sok pintar, ikut campur pula.
Ansel berdiri, ia menghampiri Lea yang tengah ketakutan melihat Ansel yang semakin mendekat.
"Ansel, maaf."
Plak
Plak
Ansel menampar pipi Lea bergantian. "Jangan sok pinter jadi orang!"
"Jangan suka ikut campur!"
Plak
"Ansel, sakit." Lea memegang pipinya yang terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...