Ansel baru saja pulang entah dari mana Lea tidak tau, yang jelas laki-laki itu membawa beberapa paper bag yang Lea yakini berisi sesuatu.
Lea melirik paper bag yang dibawa Ansel. "Katanya nggak ada uang, itu belanja."
"Ini baju Nay, baju gue udah sering gue pake, jadi ga enak makenya lagi." Meletakkan beberapa paper bag tersebut diatas kasur.
"Kamu belanja sendiri?" Heran Lea, dia tidak yakin jika Ansel belanja sebanyak itu sendiri.
"Nggak, gue suruh Gina sama Vina."
Lea membalikkan badannya, melangkah menuju ranjang dan duduk ditepi ranjang.
Ansel yang sedang menganti baju karena gerah langsung sadar dengan perubahan wajah Lea.
"Lo kenapa?"
Lea menatap lurus tanpa menoleh sedikitpun kearah Ansel. "Bahkan buat milihin selera kamu, kamu percayain sama orang lain."
Ansel menyusul Lea, duduk disamping gadis itu. "Nggak gitu, tadi, ketemu mereka soalnya."
"Mereka baru pulang dari Bali lho Nay."
Lea menatap Ansel malas, dia masa bodo mau pulang dari Bali kek, dari mana kek, tidak penting juga Ansel membahas hal itu dengan Lea.
"Baju kamu pasti mahal-mahal kan? Gaya-gayaan nggak punya uang."
"Terserah gue, uang-uang gue, lo nggak hak ngomongin masalah baju atau nyangkut paut uang gue."
Ansel membuka salah satu paper bag yang berisi makanan, Lea ikut melirik Ansel yang terlihat mulai membuka makanan tersebut.
"Aku mau." Menatap burger yang ada ditangan Ansel.
"Nggak boleh."
"Tapi, aku mau."
"Nggak boleh, lo nggak boleh makan ini." Mulai memasukkan burger kedalam mulutnya.
"Kalau emang nggak niat ngasih kenapa harus dibawa pulang?" Lea melengkungkan bibirnya kebawah pertanda ia siap menangis.
"Nanti gue beli lagi, tapi, yang ini lo nggak boleh makan."
Lea melangkah keluar kamar, melihat Ansel makan sama saja mencari alamat supaya lapar. Lea memutuskan kedapur, mengambil roti tawar lalu, mengisinya dengan selai kacang.
"Aku juga mau makan kayak gitu," ucap Lea disela-sela mengunyah roti tawar.
"Ansel pelit."
Lea merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan Lea tau itu Ansel.
"Nggak usah peluk-peluk." Melepaskan tangan Ansel yang melingkar diperutnya.
Ansel kembali memeluk Lea dari belakang. "Gue tadi beliin lo baju, nggak mau?"
"Aku maunya burger itu," kata Lea setengah menangis.
"Nggak boleh."
Ansel masih setia melingkarkan tangannya diperut Lea, sesekali mengusap perut Lea.
"Gue tadi investasi 400 juta."
Lea membalikkan tubuhnya menghadap Ansel. "Uang darimana?"
"Ada uang gue."
"400 juta?" Ulang Lea tak percaya.
"Iya, 100 jutanya gue belanjain."
Lea menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar nominal yang disebutkan Ansel, dan betapa mudahnya Ansel mengeluarkan uang sebesar itu.
"Penipuan nggak sih?"
Ansel menoyor kepala Lea. "Nggaklah, orang udah banyak bukti yang udah dapet untung dari sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...