"Ambilin minum Nay."Lea menuangkan air putih kedalam gelas Ansel, kemudian, melanjutkan sarapannya.
Tok tok tok
Ansel berdecak siapa pula yang bertamu dipagi hari begini.
"Bukain."
Lea beranjak membuka pintu. Ia menatap bingung dua suami istri yang berdiri didepan rumahnya.
"Kak Raka, Nabila, ayo masuk."
"Ansel mana, Lea?"
Lea tersenyum mempersilakan mereka masuk. "Ada didalem bentar aku panggilin."
Ansel menatap malas Raka yang duduk santai didalam rumahnya. "Pagi-pagi jangan bertamu, orang lagi sibuk."
"Nabila ngidam nyuruh lo sama gue ngambil buah belimbing dirumah depan."
"Tinggal beli apa susahnya sih."
Lea menyentuh tangan Ansel, menggeleng pelan, suaminya tidak sopan menolak permintaan orang.
"Tolonglah Ansel, kali ini aja." Raka menatap dengan tatapan memohon berharap Ansel mau membantunya.
Ansel berdecak kemudian, berdiri. "Yaudah cepetan."
Lea geleng-geleng melihat kelakuan suaminya itu.
Raka dan Ansel sama-sama melihat nenek-nenek pemilik buah belimbing yang sedang duduk di teras rumahnya.
Ansel mendongak menatap buah belimbing yang sangat lebat.
"Permisi nek, mau minta belimbingnya boleh?" Tanya Raka dengan ramah.
"Nek?"
"Kalian mau maling?"
"Apaan sih ini nenek, orang udah izin juga." Ansel menatap nenek itu kesal.
"Nek saya mau minta belimbingnya, oh atau saya beli deh nek."
Nenek itu manggut-manggut mengerti ikut berdiri mendekati Raka.
"Itu pohonnya aja, nggak ada buah belimbingnya."
Raka dan Ansel sontak saling menoleh, membuka sedikit mulutnya tercengang, kemudian, mendongak lagi keatas.
"Terus itu yang kuning bergelantungan apa namanya? Tai gantung?"
Raka memukul pelan tangan Ansel yang bisa-bisanya meninggikan suara didepan orang yang lebih tua.
"Kesel gue Rak, udah jelas-jelas itu buahnya lebat banget."
"Jangan pelit-pelit, umur nggak ada tau." Ansel meninggalkan nenek itu dan juga Raka, malas membuang waktu yang akhirnya sia-sia.
Raka ikut berbalik. "Gue tebang juga ni pohon."
"Sayang kita beli aja ya, cari tempat lain, neneknya pelit."
*
"Nay."
"Iya?" Sahut Lea yang kini sedang fokus menonton tv.
"Mama nyuruh ke rumah, bantu masak soalnya mama lagi nggak enak badan."
Ansel mendudukkan dirinya disamping Lea. "Mau kan?"
Lea menggigit bibir bawahnya memutar bola matanya kekanan kekiri seolah sedang berpikir.
"Sebenernya nggak mau."
"Pembantu ada kan?"
Ansel menggeleng, beralih merebahkan dirinya dengan kepala dipangkuan Lea. "Mama nggak pake pembantu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...