"Na na na na na."Rambut yang dicepol asal, baju tidur yang masih melekat ditubuhnya tak lupa menggunakan celemek.
Lea terus bersenandung, menghilangkan sunyi di jam 03 pagi. Ponsel yang diberikan Ansel ia gunakan untuk menghidupkan lagu agar tidak bosan.
Kemarin sore ia sudah meminta uang kepada Ansel untuk memasak kue. Ansel memberi uang tersebut tanpa perlu menanyakan Lea akan memasak kue apa.
"Kalau kuenya satu bisa dijual dua ribu terus dikali 50 puluh kue wih dapet seratus ribu, lumayanlah."
"Aduh, coba aja kemaren beli mika, nggak papa deh, dilapisin plastik aja kali ya." Lea lupa untuk membeli mika tempat kuenya. Jika menggunakan mika setidaknya Lea bisa memasukkan 2-3 kue kedalam mika dengan harga 5 ribu. Ah sudahlah pakai plastik tipis saja.
Lea mencoba memasak sedikit saja dahulu untuk percobaan. Lea pikir sisa bahannya akan dibuat lagi untuk kue berikutnya.
"Capek juga ternyata."
Membuat adonan, membentuk kue, beberapa macam kue, cukup untuk membuat badan pegal.
Lea melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul lima pagi. Bergegas menuju kamar mandi lalu, melaksanakan sholat subuh.
Bukan tidak mau membangunkan Ansel, tapi, Lea sudah berusaha membangunkan suaminya itu namun, tetap tidak berhasil. Setelah sholat Lea kembali lagi kedapur untuk memasak sarapan, dan meletakkan kue kedalam kotak persegi panjang.
Setelah kegiatannya selesai Lea menyiapkan pakaian untuk Ansel. Lea sampai-sampai geleng-geleng, melihat laki-laki itu tidak terganggu sedikit pun mendengar pergerakannya.
"Hey, udah jam enam, katanya ada jadwal kuliah pagi."
"Ansel."
"Bentar," sahut Ansel kembali menenggelamkan kepalanya dibawa bantal.
"Ayo bangun."
Lea menarik tangan Ansel untuk bangkit dari rebahannya.
"Ayo mandi,buruan."
Ansel membuka matanya. "Apa? Gimana?"
"Mandi."
Lea menarik tangan Ansel menuju kamar mandi, Ansel kembali menutup matanya, menurut saja mengikuti langkah Lea yang menarik tangannya.
"Lo mau mandiin gue?"
"Ya enggak." Berbalik hendak meninggalkan Ansel.
Ansel menahan tangan Lea. "Gue ngantuk banget." Memeluk Lea tanpa menunggu persetujuan.
"Siapa yang salah? Makanya jangan begadang terus." Menjauhkan tubuh Ansel dari tubuhnya.
"Bibir lo sebelah mana sih?" Masih setia memejamkan matanya saat memeluk Lea.
Lea berdecak menangkup wajah Ansel dengan kedua tangannya. "Makanya buka mata dulu."
Ansel membuka matanya berusaha menetralkan kesadaran. "Mandiin gue cepet, males gerak gue."
"Astagfirullah." Lea menggeleng-gelengkan kepalanya, sudah baik dibangunkan, disiapkan pakaian, sebentar lagi diberi makan, sekarang minta dimandikan.
Lea menghembuskan napasnya, mendudukkan Ansel di toilet. Ansel membuka kaos yang ia kenakan. Dan hanya menyisakan celana bokser.
Lea menghidupkan shower dan mulai membasahi rambut Ansel. "Abis ini sarapan nggak sekalian disuapin?" Tanya Lea yang sebenarnya sedang menyindir.
"Mata gue perih." Lea membasuh mata Ansel menggunakan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Storie d'amore"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...