50. Antagonist Husband

47.6K 3.9K 301
                                    

Kandungan Lea baru memasuki usia sembilan bulan, Ansel belum juga pulang, terhitung sudah 4 bulan lebih Ansel meninggalkan Lea.

Lea menjenguk Ansel hanya saat dua bulan pertama Ansel direhabilitasi, setelahnya Lea tidak pernah datang lagi karena Ansel melarang Lea.

Ansel terlalu khawatir melihat kondisi Lea yang harus menempuh perjalanan cukup jauh, apalagi dalam keadaan sedang hamil. Lea sangat merindukan sosok Ansel yang sudah lama tidak ada disampingnya.

Lea memanfaatkan waktunya dengan menjual kue, kue tersebut ia titipkan di toko-toko, hingga minimarket. Lea juga menerima pesanan untuk membuat kue ulang tahun.

Lea bersyukur usahanya berjalan dengan lancar, dia juga menyewa tempat toko kuenya tidak terlalu jauh dari rumah.

Lea mengajak remaja-remaja yang putus sekolah untuk membantunya, mengajari mereka membuat kue, hingga sekarang mereka sudah bisa.

Handphone yang diberikan Ansel, Lea gunakan untuk mempromosikan kue-kuenya dimedia sosial.

Jika ditanya capek, ya pasti, Lea ingin belajar mencari uang sendiri.

Lea mengusap pinggangnya yang terasa nyeri, dia sangat mudah lelah, apalagi kandungannya sudah besar, hidup tanpa sosok suami merupakan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan.

"Lea bisa tolong anterin aku ke minimarket?" Tanya Nabila yang ingin diantar oleh Lea.

"Pagi-pagi gini?" Nabila mengangguk.

Lea memejamkan matanya sejenak, sejujurnya dia lelah, apalagi harus berjalan cukup jauh.

"Kenapa nggak minta anter kak Raka?"

Nabila melengkungkan bibirnya.

"Eh, yaudah aku ambil tas bentar."

Nabila juga meminta untuk mereka berjalan kaki dan harus ditemani oleh Lea.

Nabila berjalan dengan senyum cerianya sedangkan Lea sudah ngos-ngosan, beberapa kali ia menghentikan langkahnya lalu, melanjutkan langkahnya kembali.

Nabila menyentuh perutnya yang juga sudah besar. "Aku udah USG lho anak aku cowok."

"Kamu?"

Lea menggeleng, bahkan dia belum memeriksa kandungannya, terakhir saat ditemani oleh Ansel.

"Belum tau."

"Kita kan seharusnya bisa pake mobil, kenapa harus jalan kaki, Bil? Aku capek soalnya."

Nabila menoleh sekilas lalu tersenyum. "Aku maunya jalan kaki, Lea, maaf ya ngerepotin."

Mereka mulai memasuki tempat tujuan Nabila, Nabila asik memilih cemilan yang dia suka, Lea menghembuskannya napasnya, seluruh tubuhnya terasa pegal.

Setelah selesai mereka kembali berjalan munuju rumah.

Ghuk ghuk ghuk

Suara anjing menggonggong memekakkan telinga.

"Nabila, ada itu." Menunjuk anjing yang semakin mendekat, Lea tau dia tidak mungkin bisa berlari.

Anjing itu malah menggigit plastik berukuran cukup besar yang ada digenggaman Nabila.

"Nabila, kasih aja." Lea ikutan panik.

Nabila yang takut langsung berlari ucapan Lea saja dia tidak bisa memahami karena panik, Nabila mengira Lea menyuruhnya berlari.

Anjing tersebut langsung mengejar Nabila, Nabila memegang perutnya yang terasa sakit hingga tidak fokus dengan jalan.

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang