Share cerita ini ke temen-temen, keluarga, dan manusia-manusia lain buat ikut baca ya.
Selamat membaca.
Lea menyibukkan diri dengan membersihkan rumah, jujur saja ia ingin melupakan kejadian Ansel yang membuang kue buatannya. Tapi, seberusaha apapun Lea, bayangan Ansel yang tidak menghargai usahanya membuat Lea sakit hati.
Lea mengalihkan fokusnya saat ada bunyi bel pertanda ada tamu, menurut Lea jika itu Ansel, Ansel tidak mungkin mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Lea ini suami lo muntah-muntah dari tadi."
"Tolong bawa ke kamar ya kak." Lea memberi jalan agar Raka membawa Ansel kekamar atas.
Lea memperhatikan wajah pucat suaminya yang tengah berbaring itu. Untuk menanyakan kenapa Ansel bisa muntah-muntah saja ia enggan.
"Nay." Ansel menetralkan rasa pusing dan perut yang bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu.
"Hmmpt."
Lea yang kaget dengan pergerakan tiba-tiba Ansel, Lea langsung menengadahkan tangan kanannya untuk menampung muntahan Ansel.
"Huek huek."
Lea memijit tengkuk leher Ansel dengan tangan kirinya. Saat dirasa Ansel sudah cukup mendingan, Lea pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan.
Lea hanya diam saja saat mengoleskan minyak angin, mengelap sisa muntahan, bahkan melepas seprai yang terkena muntahan.
"Lo kenapa diem?" Lea menggeleng, meletakkan teh hangat diatas nakas.
"Masih mual?" Tanya Lea mulai bersuara.
"Sedikit."
"Bantu gue ke toilet." Lea mengangguk, Ansel merangkul bahu Lea, dan Lea menahan tangannya dipinggang Ansel.
Lea kesusahan saat menuntun Ansel berjalan.
Ansel berdecak kesal. "Lemah! Lo tu ya lemah banget!"
"Pergi ke toilet sendiri." Melepas tangannya dari pinggang Ansel.
Ansel berusaha melangkahkan kakinya menuju toilet, Lea yang sudah kesal memilih pergi ke luar kamar untuk memasak makan malam.
"Lea, bawain barang-barang saya."
Ternyata mertuanya sudah pulang, Lea cepat-cepat mencuci tangan, menghampiri Ria dan Ivan yang baru masuk rumah.
"Aduh, lama banget."
"Iya ma, maaf."
Ivan berlalu begitu saja, tanpa mengeluarkan suara.
"Ansel mana?"
Lea berjalan dibelakang Ria." Ada ma diatas." Lea memilih untuk tidak memberitahu Ria bahwa Ansel sedang sakit.
Jika Ria tau, bisa-bisa dia khawatir dan marah pada Lea.
"Udah mendingan kan?" Ansel mengangguk, ia merasa cukup baik setelah diberi obat dan diberi makan.
"Gue besok udah mulai libur."
"Libur semester?" Ansel mengangguk.
"Gue sama temen-temen mau liburan ke Labuan Bajo, lo mau ikut?"
Lea mengangguk antusias. "Mau."
"Sun dulu." Lea menggeleng, gengsi, takut mulai duluan. Ansel berdecak memilih mencium Lea duluan.
"Udah sehat?"
"Iya, mending lo beresin barang-barang kita."
"Nay, sini dulu." Lea mendekatkan tubuhnya ke Ansel. Ansel mendekatkan bibirnya ke telinga Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...