Jangan lupa follow akun ini juga ya
Vote sebelum membaca, jangan lupa komen ya
Happy reading
"Istri gue mana?"
"Lah, mana kita tau."
"Emang dasar ya Lea, nyusahin terus," timpal Gina kesal sekaligus bodo amat mau hilang silakan.
Mereka kembali menyelam mencari keberadaan Lea, Gina dan Vina menunggu diatas kapal.
"Bapak nggak liat orang selain kita gitu?" Tanya Vina takut-takut jika Lea pingsan dan mengapung.
Nahkoda kapal menggeleng pelan. "Maaf saya tidak lihat, karena saya baru saja gantian dengan teman saya."
Vina manggut-manggut ternyata bapak ini baru saja mengemudi kapal, dan baru berganti dengan bapak yang awal tadi, pantas saja ia merasa bahwa nahkodanya berbeda, pikir Vina.
Pikiran Ansel kacau, memikirkan keberadaan Lea yang entah dimana, pikirannya sudah kemana-mana tentang Lea yang hilang, sampai berpikiran tentang kematian, pemakaman, ah sudahlah otak Ansel serasa ingin pecah.
Mereka kembali muncul dipermukaan. "Gimana? Kita udah dua jam nyari nggak ketemu," kata Raka yang sudah lelah.
"Kita cari satu jam lagi," tambah Dion yang diangguki oleh Ansel.
"Parah sih, kita nunggu lama banget." Gina menggerutu, Lea tak kunjung ditemukan, mereka masih diatas kapal dibawah teriknya matahari. Untung saja Gina dan Vina memang sudah menyiapkan beberapa cemilan sebelum berangkat tadi.
Setelah tiga jam pencarian Lea yang tidak kunjung ditemukan, Ansel juga meminta tolong pada pihak yang ahli dalam hal tersebut dan sekarang masih dalam pencarian.
Ansel kembali kekamar hotel dengan pikiran kacau.
Matanya menyipit saat melihat seorang gadis dengan dress hitam diatas lutut sedang selonjoran diatas kasur sambil menikmati secangkir kopi.
"Lama banget diving sampe sore, aku lama lho nunggu kamu."
Ansel mengerjapkan matanya, dia tidak salah lihat? Gadis itu adalah istrinya, Lea.
"Lea?"
Lea meletakkan kopinya diatas nakas, menatap Ansel bingung.
"Hah? Kamu amnesia?"
Ansel kesal bukan main, dia capek-capek mencari Lea, ternyata Lea sedang santai sambil menikmati kopi.
"Bentar ya aku siapin baju ganti kamu dulu." Beranjak menuju lemari, memilih pakaian untuk Ansel kenakan.
Plak
Lea langsung menoleh, bingung dengan Ansel yang menamparnya, Lea rasa dia tidak punya salah.
"Heh, gue nyari lo sampai tiga jam, dan lo? Lo ternyata lagi nyantai disini!"
Lea menyentuh pipinya. "Terus salah aku dimana? Ngapain nyari aku?" Bingung Lea terus memperhatikan wajah Ansel yang mengeram marah.
Ansel mencengkram tengkuk leher leher sampai gadis itu merintih kesakitan.
"Ngapain nyari lo bilang? Heh gue kira lo mati tenggelem anjing." Beralih mencengkram dagu Lea, sampai gadis itu menjinjit.
Lea berusaha melepaskan tangan Ansel dari dagunya, Ansel menghempaskan dagu Lea.
"Kamu bilang, kalau capek naik keatas aja, nggak usah nunggu orang, karena aku capek, aku naik duluan." Lea menahan tangisnya, dia bingung bagian kesalahannya sebelah mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romansa"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...