55. Antagonist Husband

59.3K 4.7K 673
                                    


Setelah memandikan Nabila, Raka menyuapi istrinya makan, ia masih tak habis pikir dengan Ansel yang menuduh istrinya.

"Sayang."

"Mmm."

Setelah merasa kenyang, Nabila menggelengkan kepalanya, tidak ingin melanjutkan makan.

"Cantik banget anak mama." Nia duduk disamping anaknya yang terlihat sedang bengong.

"Ma, masa kata Ansel, Nabila nusuk, Lea."

Nia melihat kearah Raka, ia sedikit terkejut atas apa yang dibicarakan menantunya itu.

"Tapi, aku nggak percaya, ternyata Lea nggak mau main sama Nabila." Raka memberi minum pada Nabila, lalu, mengelap sudut bibir istrinya dengan tisu.

Nia menoleh kearah anaknya. "Sayang, Lea nggak mau main sama kamu?"

Nabila mengangguk. "Aku deketin dia pergi, nggak mau deket sama aku," ucap Nabila sangat polos, mukanya juga terlihat seperti anak kecil saat berkata demikian.

"Kok bisa pergi, emang kamu mau ngajak Lea main apa, kok bisa pergi?" Nia berbicara pelan-pelan agar anaknya mudah mengerti.

Nabila mengangkat tangannya diudara, jari telunjuknya ia gunakan untuk menusuk-nusuk leher Raka yang ada didepannya.

"Gitu-gitu."

Raka dan Nia saling menatap Nabila. "Pake jari gitu nusuk-nusuknya?"

Nabila menggeleng. "Pakaiiiiii ituuuu buat masak-masak." Nabila menyatukan kedua jari telunjuknya.

Nia membantu Nabila berdiri, ia mengajak gadis itu menuju dapur supaya bisa memperlihatkan apa yang dimaksud Nabila, Raka juga ikut mengekor dari belakang.

"Coba tunjuk buat masak-masak Nabila make yang mana?"

Nabila menyapu pandangannya melihat satu persatu alat didapur, matanya tertuju pada benda tajam yang memang tertata rapi dan beragam jenis pisau disana.

"Itu." Menunjuk pisau yang lancip.

Setelah mengecek langsung keadaan rumah Ansel dan sudah tidak ada orang, Raka bergegas menuju rumah sakit terdekat dari tempatnya. Nia tidak ikut, karena menemani Nabila di rumah.

Ansel duduk dikursi tunggu depan ruang operasi, jari-jarinya terus mengetuk pahanya sendiri, entah bagaimana kelanjutan hidup istrinya.

"Lea, lo harus kuat." Ansel memijit dahinya, ia menunduk menumpahkan air matanya.

"Gue tau, gue banyak salah sama lo, Nay, gue minta maaf."

"Kalau bisa, ambil nyawa gue, biar lo tetep hidup."

"Lo harus bertahan." Ansel mengusap wajahnya kasar, ingatan-ingatan tentang Lea bermunculan dipikirannya.

"Mama," gumam Ansel ikut memikirkan bagaimana keadaan mamanya.

Mata Ansel menyorot tajam melihat siapa yang datang menemuinya. Ansel langsung berdiri dan menghajar Raka.

"Gue bakal laporin istri lo ke kantor polisi."

Raka menggeleng, ia berusaha berdiri. "Nggak, laporin gue aja, bilang gue yang nusuk istri lo."

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang