24. Antagonist Husband

42.4K 3.9K 309
                                    

Lea sangat senang melihat keadaan Nabila yang sudah cukup baik dalam dua bulan ini. Lea dengan sabar mengurus serta mengajak Nabila bermain.

Nia juga memperlakukan Lea dengan sangat baik sehingga Lea merasakan kembali kehangatan keluarga yang pernah hilang.

Ansel sudah sibuk dengan urusan kuliah, bahkan laki-laki itu sering sekali begadang mengerjakan tugas. Sesibuk apa pun Ansel dia akan menyempatkan diri untuk menyentuh istrinya yang sudah menjadi candu bagi Ansel.

Dalam minggu-minggu ini Lea sangat mudah merasakan lelah, lemas, pusing. Lea memijat pelipisnya yang terasa pening setelah memasak makan malam.

"Ansel makan malam dulu, nanti dilanjutin lagi." Membuka pintu kamar memperhatikan sang suami yang masih berkutik dengan laptop dipangkuannya.

"Lo nggak makan?" Melirik Lea disela-sela makannya.

Lea menggeleng, nafsu makannya juga ikut hilang akibat pusing.

"Muka lo pucet, sakit?"

Lea kembali menggeleng dan bertopang dagu memperhatikan Ansel yang sedang makan.

Ansel menyelesaikan makan malamnya, meneguk air putih lalu, mengelap bibirnya dengan tisu.

"Gue mau pergi mau bahas masalah tugas."

Lea menatap Ansel sendu. "Nggak bisa besok?"

Lea mencebikkan bibirnya saat Ansel tidak menjawab pertanyaannya.

"Ansel perut aku sakit."

"Makanya jangan makan pedes terus." Berlalu masuk ke kamar.

Lea membersihkan meja makan, mencuci piring kotor, dan segera menuju kamar, dia sudah sangat lemas.

Grep

Lea memeluk Ansel yang tengah memilih Hoodie dilemari. Ansel melirik Lea.

"Lo kenapa hmm?" Tanya Ansel lebih lembut mengangkat dagu Lea agar mendongak.

Ansel menyentuh dahi Lea yang cukup panas. "Gue mau pergi, ini gue masih ngomong baik-baik, tolong ngerti." Mendorong pelan bahu Lea agar mempermudah dirinya mencari Hoodie yang hendak dikenakan.

Lea duduk dilantai tenaganya seakan habis jika lama berdiri. 

Ansel berjongkok, memperhatikan wajah Lea. "Lo lagi hamil?"

Lea tentu saja kaget, pikirannya sama sekali belum mengarah kearah sana. "Nggak tau."

"Gue mau pergi, lo tiduran aja."

Ansel menggendong tubuh Lea keatas ranjang dan merebahkannya perlahan.

"Jangan sakit, biayanya mahal, terus kalau lo sakit yang gue suruh-suruh siapa?"

Lea ingin Ansel ada disampingnya tapi, tidak ada gunanya juga menahan Ansel, Ansel tidak akan memenuhi permintaannya.

"Aku mau peluk kamu."

Ansel mengangkat kedua alisnya, tidak biasanya Lea terang-terangan meminta ingin dipeluk.

Lea terlihat ingin bangun, Ansel dengan sigap membantu Lea bangun. Lea memeluk Ansel, memejamkan matanya seakan merasa ingin tidur saja jika posisinya seperti ini.

"Gue mau pergi."

"Gue masih sabar."

"Jangan pergi." Mengeratkan pelukannya pada Ansel.

Ansel membuang napasnya kesal. "Lo dibaikin dikit ngelunjak ya." Melepas kasar pelukan Lea.

"Nggak usah lebay!"

HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang