Ansel memasuki rumahnya, tujuan pertamanya adalah kamar. Dia sangat lelah pulang dari luar kota, matanya mencari keberadaan seseorang, Lea.
Ansel melemparkan tas ranselnya, dan merebahkan tubuhnya. Semenit kemudian Ansel memilih untuk membersihkan diri dikamar mandi.
Ansel menggerutu dalam hati, kenapa gadis itu tidak kunjung menuju kamar. Apa Lea sesibuk itu sampai tidak sempat kekamar walau hanya sebentar.
"Ma Lea mana sih dari tadi nggak keliatan?" Tanya Ansel kepada Ria yang tengah menggunting tanaman dibelakang rumah.
Padahal Ansel sudah berpikir jika Lea mungkin sedang masak, atau membersihkan kolam, merapikan kebun belakang rumah, namun, gadis itu tidak terlihat dimana-mana.
"Dia masuk rumah sakit."
1. Pukul 07.00 pagi, sarapan harus sudah siap.
2. Mencuci piring, mencuci baju, menyapu, serta mengepel lantai.
3. Harus mandi pagi, tidak boleh tidak mandi.
4. Masak untuk makan siang.
5. Pukul 12.00-13.00 istirahat.
6.. Membersihkan kolam.
7. Membersihkan serta merapikan kebun belakang.
8. Pukul 19.00 makan malam harus sudah siap.
9. Cuci piring awas lupa!
10. Tidur di gudang!Lea menatap kertas yang diberikan mertuanya itu, sudah tiga hari ini Lea melakukan apa-apa saja yang tertulis dikertas itu termasuk tidur digudang.
Dimalam hari saat waktunya tidur Ria akan menarik Lea masuk kedalam gudang dan menguncinya, pintu gudang baru akan dibuka saat pukul 05.00 pagi, untuk Lea segera memulai pekerjaan rumah.
Lea tentu saja pernah berontak tidak ingin tidur digudang. Namun, Ria tidak segan-segan memukul gadis itu menggunakan sapu, atau pun melemparkannya vas bunga, soal menarik rambut Ria bahkan melakukannya setiap malam saat menarik Lea ke gudang.
"Iya ma, aku tidur di gudang, aku udah nggak papa tidur digudang, jangan tarik-tarik lagi."
Sejak itu Ria tidak lagi, menarik gadis itu saat hendak tidur digudang.
"Ansel pulang, mama suka narik rambut aku." Lea menangis sesenggukan, dia sedang merebahkan tubuhnya diatas karpet tipis yang diberikan Ria, selain itu Lea tidak boleh membawa apapun.
"Disini banyak nyamuk."
"Apalagi pas pagi, nyamuknya banyak, mereka gigitin aku, aku mau beli obat nyamuk, tapi nggak pernah kesampaian, Ansel pulang."
Dilain tempat Ansel sedang memijat pelipisnya kegiatannya sangat padat, membuat dirinya merasa lelah.
"Iya sayang, 3 hari lagi pulang, iya iya sayang, nanti aku beli oleh-oleh ya, nanti aku telpon lagi ya sayang."
Ansel mendengar percakapan Dion entah dengan siapa laki-laki itu berbicara ditelepon. Yang pasti Ansel yakin itu mungkin orang yang spesial.
"Lo nggak nelpon istri lo?" Tanya Dion yang menyadari Ansel mendengar dialognya dengan kekasihnya itu.
"Dia nggak punya handphone," jawab Ansel dengan malas.
"Kan bisa nelpon lewat mama lo."
"Perempuan yang lo bilang istri gue itu dia nggak penting." Ansel bangun dari duduk dan meninggalkan Dion yang masih menggelengkan kepalanya.
Hari ke empat.
"Heh bangun, dari tadi dibangunin belum gerak gerak juga."
"Males banget sih kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...