Lea menangkup wajah suaminya, menatap mata coklat itu dengan intens. Ansel malah menatap Lea heran.
"Kamu sayang sama aku?"
Ansel melepas tangan Lea dari wajahnya, ia kembali membenamkan kepalanya diperut Lea.
"Gue... hmm lumayan."
Lea mengangkat kedua alisnya, senyumnya langsung terbit walau hanya sekedar kata lumayan. "Beneran?"
"Iya, tapi, bukan cinta."
"Nggak papa."
Ansel duduk, mencium rambut Lea berkali-kali, Lea beberapakali berdecak sebal, risih dengan Ansel yang terus menciumnya.
"Aku mau cuci muka dulu, awas." Lea menggeser tubuh Ansel.
Ansel menahan tangan Lea, mengelus bibir Lea pelan, dan mulai mencium bibir milik istrinya itu. Mereka berciuman cukup lama sampai ada dering ponsel milik Ansel yang menghentikan kegiatan keduanya.
"Siapa?"
Ansel mengusap bibir Lea. "Papa."
"Ke rumah sakit sekarang, mama masuk rumah sakit."
"Iya pa."
"Mandi buruan Nay, abis itu kita ke rumah sakit, mama masuk rumah sakit."
"A-aku nggak mau ikut."
"Mama sakit Nay, ayo ikut gue."
*
Ansel berhenti di warung membeli tiga buah roti lalu, memberikannya kepada Lea, mereka belum sempat sarapan pagi ini.
"Makan ini dulu pengganjal perut." Lea mengangguk, mengambil roti tersebut dan memakannya diatas motor.
"Buka mulutnya aaaa." Lea menyuapi roti itu untuk Ansel juga. Ansel menurut, namun, tetap fokus melajukan motornya.
"Ayo."
Lea antara ingin masuk dan tidak, Ansel menggenggam tangan Lea, membawa gadis itu ikut dengannya.
Plak
"Pah!"
Ansel menyembunyikan Lea kebelakang tubuhnya, Ivan tiba-tiba saja menampar Lea saat Ansel dan Lea memasuki ruangan Ria.
Ansel berbalik mengusap pelan pipi Lea yang ditampar Ivan. "Nggak papa kan?" Lea menggeleng.
"Papa kenapa sih langsung nampar Lea?" Meninggikan suaranya karena sudah terbawa emosi.
Napas Ivan memburu melirik istrinya yang belum sadar lalu, beralih menatap Lea tajam.
Ivan menarik tangan Lea, namun, dengan cepat Ansel melepaskannya.
"Papa nggak berhak nyentuh istri aku!"
"Kamu tanya istri kamu itu, apa yang dia lakuin di rumah semalem."
"Dia ngeracunin mama kamu!"
Lea menahan diri agar tidak menangis, Ansel menoleh ke Lea, Ansel menggelengkan kepalanya.
"Nggak kan Nay? Lo nggak mungkin kayak gitu. "
"Nggak pa, Lea nggak mungkin kayak gitu."
Ansel mengajak Lea ke luar ruangan, ternyata Ivan juga ikut mereka keluar.
Ansel memegang bahu Lea. "Nggak papa, gue tau lo nggak mungkin ngelakuin itu." Mengusap rambut istrinya pelan.
"Papa nggak bisa nuduh orang sembarangan, lagian papa juga nggak ada di rumah kemaren." Menatap Ivan dengan tatapan marah, Lea ia sembunyikan dibelakang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...