Lea buru-buru menghapus air matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar.
"Oh, Nabila."
Nabila menampilkan senyumnya hingga matanya juga ikut menyipit.
"Dikasih mama, tadi, beli banyak soalnya." Memberikan satu kantong plastik berukuran sedang yang berisi ayam yang sudah dibersihkan.
"Makasih."
"Lea, anterin aku beli cemilan di mini market ya?"
Lea diam sejenak lalu, mengangguk. "Iya, aku simpen ayamnya dulu." Bergegas pergi menyimpan ayam didalam kulkas.
Mereka jalan kaki ke mini market karena jaraknya cukup dekat.
Nabila memasukkan cemilan apa saja yang dia suka ke dalam troli, Lea mengikutinya saja.
"Ansel kasar banget ya, kenapa nggak pergi aja?"
Lea tertawa hambar. "Aku cinta banget soalnya."
Nabila kembali mendorong trolinya, kembali memilih keinginannya. "Susah ya kalau udah cinta."
Nabila berhenti ditempat susu ibu hamil. "Ambil aja, Lea, kamu mau yang mana?" Lea menggeleng, tidak enak dengan Nabila.
"Lea?"
"Nggak usah, Bil."
Nabila tersenyum, mengambil beberapa kotak susu, kemudian, meletakkannya didalam troli.
"Nggak mau jadi istri kedua kak Raka?" Nabila berbicara sangat enteng sambil menyibukkan diri melihat-lihat apa saja yang ia ingin beli.
Lea tertawa menganggap Nabila sedang bercanda. "Nggaklah."
"Aku pikir, kamu lebih butuh peran seseorang kayak kak Raka, aku nggak papa kalau kamu jadi istri kak Raka juga."
"Kamu ngomong apa sih Bil, aku cinta banget sama Ansel."
Nabila berjalan ke arah kasir. "Kalau udah cinta, semuanya kamu terima ya, dikasarin diterima, digimana-gimana kamu fine-fine aja, parah sih." Nabila menggelengkan kepalanya, temannya itu sudah terlalu bucin.
Nabila menentengkan 2 kantong plastik, yang kemudian, salah satunya diberikan untuk Lea.
Nabila memberikan satu kantong plastik yang berisi susu dan beberapa cemilan kepada Lea.
"Ambil."
"Nggak usah."
Nabila cemberut, mengambil paksa tangan Lea. "Rezeki nggak boleh ditolak."
*
Lea menata masakannya diatas meja. Semur ayam terlihat sangat menggiurkan. Lea menampilkan senyumnya, tidak sabar menunggu Ansel pulang untuk memakan masakannya malam ini.
Tak lama kemudian, Ansel masuk kedalam rumah, indra penciumannya langsung disambut bau masakan Lea.
"Makan dulu Ansel."
"Aku nunggu kamu dari tadi."
Ansel melihat semur ayam yang tertata rapi diatas meja setelahnya, melirik sang pembuat masakan tersebut.
"Gue udah makan."
Senyum Lea langsung luntur kemudian, ikut berdiri berhadapan dengan Ansel. "Makan dikit nggak papa kok."
"Aku capek banget masak soalnya." Menarik tangan Ansel supaya mau duduk dan menemaninya makan.
Ansel menatap Lea datar. "Lo capek masak?" Lea dengan cepat mengangguk.
"Capek banget?" Lea kembali mengangguk Lea kembali tersenyum karena menganggap Ansel akan memakan masakannya.
Ansel mengambil mangkuk yang berisi semur ayam, posisi mereka masih berdiri dan berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...