"Gue punya sesuatu buat lo."
Lea yang sedang merapikan tanaman di kebun belakang menoleh.
"Buat lo." Lea mengambil kotak tersebut tanpa mempertanyakan apa isinya.
Lea membuka kotak tersebut, memandang isinya bergantian dengan memandang pemberi kotak itu.
"Handphone?"
"Bodoh! Udah tau masih juga nanya."
"Uang dari mana?" Setau Lea membeli handphone bukanlah hal mudah, harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal.
"Fani."
Lea merubah raut wajahnya, lebih baik tidak usah saja pikir Lea.
"Kamu aja yang pake." Menyodorkan kembali kotak itu, Ansel menatap Lea tidak suka, ia tidak suka Lea yang lebih terlihat tidak menghargai.
"Lo tu bener-bener ya! Apa susahnya tinggal ambil."
"Ya susah." Lea kembali melanjutkan kegiatannya, mengabaikan Ansel yang terus mengomel.
"Lo pake hape gue mau? Asal lo tau gue ngasih hape ke lo, biar mudah ngabarin gue lagi dimana, gue lagi selingkuh, gue abis..."
"Iya mau."
***
Ria ikut suaminya ke luar kota, tinggallah Lea dan Ansel saja dirumah. Lea memperhatikan Ansel yang mengenakan kaos putih dan celana diatas lutut.
"Mau kemana?"
"Lo mau ikut?" Bukannya menjawab Ansel malah balik bertanya pada perempuan yang memperhatikannya dari tadi.
"Mau, males dirumah sendirian." Lea mencebikkan bibirnya, setidaknya jalan dengan Ansel lebih baik dari pada berdiam diri, apalagi ini masih jam delapan malam.
"Ganti baju cepet, jangan pake daster kalo keluar, pake daster kalo dikamar aja."
Lea menganti bajunya tanpa mencerna maksud dari perkataan Ansel. Lea sangat antusias bisa pergi dengan Ansel walau hanya sekali-sekali.
"Coba kita punya mobil Nay."
Lea memperhatikan wajah Ansel melalui cermin. "Jangankan mobil, rumah aja kita masih numpang." Ansel melirik Lea saat kata-kata itu keluar dari mulut Lea.
Mereka masuk kedalam rumah kediaman Raka, mereka malam ini hanya berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.
"Vina, bentang satu karpet lagi."
"Gin lo buat minuman."
Dion menoleh saat kedatangan Lea dan Ansel. "Itu siapa nama lo, istri Ansel? Tolong bantu cewek-cewek didapur." Lea menoleh ke Ansel, Ansel mengangguk membiarkan Lea membantu yang lain.
"Ngapain lo kesini?" Sinis Gina.
"Kita nggak perlu bantuan lo," tambah Fani yang mengetahui Lea istri Ansel, Fani tau saat kejadian Ansel menonjok Raka di cafe dekat pantai waktu itu.
"Tapi, kita but..."
"Vina diem deh."
"Oh nggak butuh bantuan, yaudah." Lea melangkahkan kakinya keluar, dia juga ogah memaksa untuk membantu ditambah ia juga ikut kesal melihat salah satu wajah pelakor, Fani.
"Gue pacarnya." Fani menyodorkan tangannya untuk mengajak Lea berkenalan, sambil menoleh kearah Ansel.
Lea tersenyum. "Gue istrinya."
"Pacaran dosa lho, kalahlah sama yang udah sah," timpal Dion tertawa, wajah Fani langsung merubah masam.
"Masa selera lo suami orang." Vina menoyor kepala Fani, dan juga ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALAI-BALAI | Antagonist Husband LENGKAP (SELESAI)
Romance"Aku istri kamu, hewan aja kalau dipukul pilihannya lari atau mati, apalagi manusia." "Aku capek denger bentakan kamu, kamu suami aku tapi, kamu kayak tokoh antagonis yang nggak bosan punya konflik sama protagonis." Cover by pinterest. Setiap adegan...