DOR!
seneng ga nih key up?
baca cerita ini jam berapaa?
RAMEIN YAA!
oke oke?
selamat membaca!
---
"Jangan main hp kalo di motor." Naren mengingatkan Vega membuat perempuan itu menatap balik Naren dari spion dan langsung menyengir.
"Gak usah senyum, taro." ujar Naren jutek yang malah membuat Vega semakin memperlebar senyumannya.
"Iya-iya Naren, jangan galak-galak. Lo makin keren soalnya kalau galak, kalau gue makin suka jangan salahin gue ya."
Naren kembali melihat jalanan, tidak menghiraukan Vega yang mulai mengoceh panjang. Sepanjang perjalanan memang Vega yang lebih aktif bersuara, Naren sesekali menanggapinya dengan ketus. 'Hm,' 'Ya' 'Terus?' 'Terserah.' Namun, Vega tidak berhenti mengoceh, karena setidaknya ia tahu bahwa Naren mendengarkan celotehan nya. Dan itu membuat Vega sangat senang dan merasa dianggap oleh lelaki itu.
Naren mengerutkan dahinya sembari melihat spion kembali untuk melihat Vega kala perempuan itu berhenti berbicara. Perempuan itu tiba-tiba berhenti berbicara dan menatap jalanan dengan pandangan yang sulit diartikan. Tapi yang jelas, sorot mata ceria dan semangat dari Vega tiba-tiba saja tidak terlihat, seolah padam.
"Ve?" panggil Naren.
Vega langsung menoleh, "Hah?"
"Jangan ngelamun."
Vega mengernyit, "Mau mentimun? lo doyan mentimun Nar?"
Dahi Naren mengerut, "Jangan ngelamun Vega."
"Hah apasih, ngomong nya yang kenceng! Suara lo kecil, angin gelebuk nya lebih besar dari suara loo Naren!" teriak Vega sembari mendekatkan dirinya pada Naren agar lelaki itu dengar. Padahal suara perempuan itu terdengar jelas membuat pendengaran Naren sedikit sakit karena teriakan Vega.
"Gak." Lelaki itu memutuskan untuk tidak memperpanjang.
"Naren!" Vega menepuk bahu Naren.
"NARENNN!" teriak Vega dengan tangan yang terus menepuk bahu Naren membuat lelaki itu mengalah dan menjawab panggilan.
"Apa?!" jawab nya dengan suara lebih keras.
"Ngedate dulu yuk, jangan dulu anter gue pulang!" ajak Vega membuat Naren menatap perempuan itu datar.
"Gak." jawab Naren tanpa berpikir panjang.
Sudah dibantu menjauh dari mantannya, diantar pulang dan kini dengan tidak tahu malunya mengajak nya ngedate, pacaran aja nggak gimana Naren mau?!
"Naren, kenapa gak mauu?" nadanya terdengar merengek di telinga Naren membuat Naren menghela napas.
"Gue gak suka keluyuran."
Vega menghela napas sabar, padahal seharusnya Naren yang berusaha sabar bukan Vega. "Ngedate bukan keluyuran Naren.."
"Gue pengen cepet pulang. Capek." tolak Naren lagi.
Vega menghela napasnya pasrah, "Emang bener ya, orang introvert itu kerjaan nya di rumah mulu. Gue beneran heran deh Nar, lo kok bisa betah si gak temenan sama siapa-siapa? eh, engga deng sebenernya kita udah temenan kaya gini juga-"
"Berisik, lo bukan temen gue." potong Naren membuat Vega merengut.
"Naren, cobain deh cari temen banyak. Keliling-keliling kota sambil motor-motor an, kalau di kelas tuh gabung sama yang lain jangan di kursi terus, istirahat juga pas ke kantin jangan mojok gitu kan orang-orang liatnya jadi nganggep lo gak punya semangat hidup. Gabung gitu ke meja gue, gue gak bakal ngacangin lo kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...