EXTRA PART

5.9K 296 43
                                    

Vega termenung di balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vega termenung di balkon kamarnya. Ia mengusap lengannya berkali-kali untuk menghangatkan tubuhnya yang terasa dingin. Rambutnya yang tergerai bebas tertiup angin malam. Orang bilang, ketika malam tiba itu waktunya overthinking bukan waktunya tidur. Dan kini Vega sedang merasakan hal itu.

Sudah seminggu ini Naren belum memberi kabar kepadanya. Ini merupakan rekor terlama dalam hubungannya yang sudah berjalan menuju enam tahun. Vega mencoba mengerti ketika Naren tidak mengabarinya dalam waktu 3 hari, tapi kini sudah menginjak hari ke tujuh. Lelaki itu bahkan tidak aktif dalam semua sosial medianya.

Yang lebih parahnya lagi, lelaki  itu benar-benar tidak pulang ketika Vega bertambah usia. Walaupun Naren sempat mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, tetap saja rasanya sedih jika hanya bisa melihat wajah Naren dari layar ponselnya. Vega sudah terlalu merindukan lelaki itu. Vega akui, ia memang bucin. Sejak awal dia memang yang paling bucin, dan ia tidak akan berubah. 

Vega menoleh ke belakang, menatap kamarnya dari balik kaca. Ia mendengar ponselnya berbunyi membuatnya segera berlari ke dalam kamar untuk mengangkat panggilan tersebut. 

"Halo?" Bahkan perempuan itu tidak menyempatkan diri untuk melihat nama di layar ponselnya. 

"Sombong amat lo, gak usah sok sibuk. Sini main." suara cempreng di ujung sana membuat Vega menghela napas kesal. 

"Bangke lo. Gue kira Naren." umpat Vega.

Terdengar suara cekikikan dari sana, "Cie, udah lama gak kabar-kabaran ya? apa tanda mau putus?"

Vega membulatkan matanya, "Jaga omongan lo Qir! gak usah kurang ajar."

"Yaa gimana ya, kan LDR- Halo Veeee, kapan main?"

Vega menarik napasnya mencoba untuk tidak tersulut emosi. Ia malah terkekeh kecil mendengar Qiren yang mencaci maki Nova karena merebut ponselnya. 

"Emang lagi pada main dimana sih?" tanya Vega.

"Di apartnya Hazel. Kita cuma bertiga doang sih, yang lain sibuk." jawab Nova.

"YA ELAAH KESINI AJA SIH RIBET. TUGAS BISA ENTAR, MAU GUE BAWA PAKSA?!" kini HAzel yang merebut ponsel dari Nova. Suara perempua itu bukannya semakin lembut, malah semakin melengking membuat Vega refleks menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Vega berpikir sebentar, "Gue kesana sekarang deh. Ngerjain tugas juga gue gak bakal fokus."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang