42. jabatan

3K 346 203
                                    

sini merapat, absen!

Vega tersenyum senang ketika melihat Naren datang sembari membawa sebuah kresek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vega tersenyum senang ketika melihat Naren datang sembari membawa sebuah kresek.

"Bawa apa?" tanya Vega antusias.

Vega masih berada di kediaman Grass. Kemarin malam ia memutuskan untuk menginap, bukan hanya karena luka di tubuhnya. Tetapi jika ia pulang, ia pasti akan merasakan sakit yang lebih dihatinya.

"Udah mendingan?" Bukannya menjawab pernyataan Vega, Naren malah ikut mangajukan pertanyaan. Namun tangannya sambil bergerak mengambil sebuah makanan dari kresek itu.

Vega mengangguk, "Udah mendingan banget. Lari-lari juga udah bisa."

"Ini buatan kamu lagi?" Vega mengambil tempat makan itu.

Naren mengangguk. Vega segera membukanya, matanya membulat. Isinya terlihat sangat menggiurkan.

"Lucu banget!" Vega menatap Naren kagum, "Kamu kok keren banget?"

Naren hanya mengedikkan bahunya dengan wajah datar. "Makan," ucapnya dingin.

Sebelum menyantap makanan dari Naren, Vega mengambil ponselnya. Ia membuka Instagram nya dan segera memotret masakan buatan Naren. Kemudian ia memposting nya ke instastory miliknya. Setelah selesai instastory nya terposting, ia segera menaruh ponselnya di samping dan mulai melahap makanan karya pacarnya.

"Jangan sering-sering," tegur Naren.

Vega mengernyit, "Swing-swing apwaan?" tanyanya dengan mulut yang dipenuhi makanan.

Naren menggeleng, "Pinjem hp kamu,"

Vega mengernyit, namun ia tetap mengizinkan Naren meminjam hp nya. Beberapa saat kemudian, Naren mengembalikan ponsel milik Vega.

"Kamu ngapain?"

Naren menggeleng, ia menoleh ke arah kasur sebelah Vega. Membuat Vega mengikuti arah pandangannya Naren.

"Letta udah pulang, kemarin malam dianterin anak buahnya Grass. Gak usah khawatir."

Vega tertawa kecil melihat Naren yang hanya menatap nya dingin.

"Ve,"

Vega mengangkat sebelah alisnya sembari menatap Naren. Namun tangannya masih aktif bergerak memasukkan nasi ke dala mulut.

"Maaf aku ngungkit. Lain kali kalau ada apa-apa langsung kabarin aku. Jangan pernah berani lawan cowok sekalipun kamu jago beladiri. Mereka bisa lakuin hal yang lebih. Ya sayang?" Naren bergerak mengusap rambut Vega. Menatap tulus perempuan itu.

Vega menurunkan pandangannya kemudian ia mengangguk. Ponsel Naren berdering, lelaki itu segera mengangkatnya. Ia hanya berbicara sepatah kata pada seseorang diujung sana. Tak lama kemudian, panggilan itu terputus. Naren mengambil tas ranselnya kembali, "Aku pergi dulu ya."

VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang