yang belum follow,
ayo follow dulu sblm aku private!!
Vega baru ingat, setelah mengerjakan tugas Bu Tri tadi pagi. Ia langsung bergegas mandi, dan lupa memasukkan buku nya terlebih dahulu ke dalam tasnya.Mampus.
Vega menaruh tasnya kembali, pasrah. Ia menatap teman-temannya yang sedang berjalan ke depan untuk mengumpulkan tugas. Vega mengambil mengambil minum dan segera meneguknya, ia tahu setelah ini akan ada apa.
"Siapa yang tidak mengumpulkan?" Bu Tri menatap ke setiap pasang mata di kelas.
Vega berdiri, "Maaf bu saya, hormat ke bendera kan ya bu?"
Bu Tri menatap tajam Vega, "Kamu makin ngelunjak ya. Saya tahu kamu bandel, tapi ini pertama kalinya kamu tidak mengumpulkan tugas. Kamu mau makin jadi berandalan?"
Vega menggeleng, "Enggak bu, lupa. Saya lupa, tadi pagi udah ngerjain kok bu. Eh tapi malah enggak ke bawa, kalau ibu gak per-"
"Siapa lagi, kurang satu buku lagi!" potong Bu Tri membuat Vega membungkam mulutnya. Sabar Ve, sabar. '
Vega ikut mentap ke sekeliling, pandangannya bertemu pada Qiren yang sedang menahan tawa.
Sialan emang.
"Saya bu, maaf."
Mendengar suara yang sangat ia kenali, Vega langsung menoleh ke belakang. Ia mengernyit kaget.
Naren serius?
Bukan hanya Vega yang kaget, teman-temannya ikut memasang wajah terkejut. Bahkan Bu Tri pun terkejut, sampai menurunkan dan menaikkan kacamatanya yang bertengger di hidung beberapa kali untuk memastikan. "Naren, benar kamu?"
Lelaki berkacamata itu mengangguk, "Iya bu,"
"Kenapa? tumben sekali kamu seperti ini. Kamu tahu kan, tugas yang ibu beri nilainya selalu ibu masukkan ke dalam raport."
Naren mengangguk, "Iya bu, ketinggalan."
"Boong bu, mau bobogohan eta mah!" celetuk Gino, yang langsung menutup mulutnya ketika mengingat bahwa ini pelajarnya Bu Tri.
Bu Tri menghela napasnya, "Ya sudah, kalian hormat ke bendera sampai bel istirahat berbunyi."
Vega mengangguk, ia langsung berjalan ke luar kelas yang di susul Naren di belakangnya. Keduanya kini sudah berjalan bersampingan menelusuri koridor untuk sampai ke lapangan.
"Kamu beneran gak bawa?" Vega mengernyit, masih tidak percaya. Naren itu cowok terajin, terpintar, terkeren, yang pernah ia temui di muka bumi ini. Dan sekarang, ini pertama kalinya ia melihat Naren dihukum.
"Nareennn, ih jawab. Kok aku gak percaya ya?" Vega menggoyang-goyangkan lengan cowok itu. Namun Naren segera mengehentikannya dengan menarik tangan Vega, dan membawanya ke dalam genggaman tangannya. Alhasil kini mereka berjalan sembari bergandengan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...