52. menyakitkan

5.8K 372 82
                                        

maaf, nungguin ya?

Mata Vega membulat ketika dengan cepat Letta mengganti sasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Vega membulat ketika dengan cepat Letta mengganti sasaran. Pistol tersebut mengarah kepada Naren. Dengan penuh kecekatan, Vega berlari ke arah Naren.

DORR!!

Vega tidak terlambat. Ia berhasil melindungi lelaki nya. Satu peluru berhasil menembus perut Vega.

DORR!!

DORR!!

Sebuah tembakan kembali terdengar. Naren menatap marah Ezra yang menjatuhkan pistolnya hingga tembakkan itu meleset. Setelah itu tatapannya teralihkan pada seorang polisi yang baru saja melepaskan tembakkan pada langit gudang. 

"Udah gue bilang jangan main pistol!" bentak Ezra dengan tatapan tajamnya. Tangannya merengut kain baju Naren di bagian dada. 

"Ve!" Teriakkan Arga berhasil membuat Naren mengalihkan pandangannya. Fokusnya telah pecah, ia tidak bisa melihat Vega yang tengah berbaring dengan jelas. 

"Vega nyelamatin lo bangsat!" Ezra merengkuh wajah Naren, menyadarkan Naren tentang apa yang telah ia perbuat. 

Setelah menyadari apa yang terjadi. Ia langsung berlari ke arah Vega. Naren menangkup wajah Vega, "Ve,"

"Vega, gue mohon lo tetep sadar." Arga, lelaki itu tengah menahan darah yang keluar dari perut Vega oleh tangannya. "Ambulans lagi kesini, lo bakal baik-baik aja." ujarnya lagi dengan tatapan khawatir. Bagaimana pun juga, Vega pernah menempati hatinya. Bahkan, sampai sekarang nama itu masih tertulis walaupun ia sudah berusaha menghapusnya. 

Vega berusaha kuat menahan rasa sakit luar biasa di tubuhnya. Matanya menatap kedua bola mata Naren yang menatapnya khawatir. Satu tetes air mata terjatuh di pipi Vega. Bukan, bukan air mata Vega, malainkan Naren. "Maaf,"

Vega menggeleng, pikirannya juga kalang kabut. Ia tidak bisa berpikir jernih. Segala dugaan buruk memenuhi pikirannya. "Enggak," ujarnya sembari menahan sakit. 

"Enggak mau ninggalin kamu." 

Naren mengangguk, "Kamu gak bakal ninggalin aku Ve."

"Kamu bakal baik-baik aja." sambungnya lagi. 

Sebuah sirine ambulans terdengar memenuhi telinga. Setelah itu beberapa orang dengan pakainan serba putih datang untuk melakukan tugasnya. Hari itu, semesta kembali membuat luka Naren yang belum sepenuhnya pulih kembali tergores. Rasa takut yang pernah datang saat dulu, kini kembali memenuhi dirinya. Naren akan menyerah, bila semesta kembali membuat orang yang ia sayangi pergi.

 Naren akan menyerah, bila semesta kembali membuat orang yang ia sayangi pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang