[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa!
Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra!
---
Vega suka makan, suka moto...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka telah berada di dalam sebuah mobil rumah sakit. Sirine ambulans menggema di pendengaran Naren. Kedua bola mata hitam yang selalu terlihat tajam kini melunak. Mata lelaki itu memerah, tersirat luka yang dalam.
Naren terus menggenggam kedua tangan Vega. Mengecupnya berkali-kali.
"Nar.."
Naren menggeleng, "Sssst, aku mohon tahan. Sebentar lagi."
Satu butir air kembali menetes di ujung mata cantik itu, "Gak mau ninggalin kamu.." suaranya semakin melemah . Mata bulat yang selalu terlihat indah itu seperti terlihat lelah membuka matanya.
Naren menggeleng, ia menghapus air mata yang mengalir di wajah cantik itu. "Enggak, jangan tutup mata. Jangan tidur dulu."
Setetes air mata berhasil mengalir di pipi Naren. "Sayang, denger aku kan?"
Vega mengangguk pelan, "Gak mau ninggalin kamu.." ujarnya lagi. Suara nya semakin terdengar samar.
"Iya. Aku tahu. Kamu gak akan ninggalin aku." Naren mengusap lembut dahi Vega.
"Tapi makin sakit.." tatapan Vega yang memancarkan rasa sakit membuat Naren semakin terluka. Hatinya seperti tertusuk ribuan jarum. Sesak telah menguasai dirinya sedari tadi.
Naren menatap perut Vega yang masih mengeluarkan darah. Perempuannya sudah mendapatkan pertolongan pertama, namun nyatanya masih belum cukup. Darah dari perut Vega masih mengalir. Entah sedalam apa peluru itu memasuki tubuh Vega.
"Maaf.." perlahan kedua bola mata indah itu mulai tertutup.
Naren menggeleng, "Enggak, buka mata kamu! Aku mohon!" lelaki itu mengecup tangan Vega berkali-kali.
"Aku gak tahan lagi.." sayup-sayup Naren masih mendengar ucapan Vega. Setelah itu Vega benar-benar memejamkan matanya. Mulut perempuan itu tertutup rapat. Namun setetes air mata mengalir di ujung mata Vega.
"Sayang.." Naren masih menatap Vega. Ia berharap perempuan itu kembali bangun.
Aku mohon bangun. Bangun. Bangun untuk aku.
Naren mengecup tangan Vega lama. Tidak peduli dengan darah yang membekas di tangan perempuan itu.
"Kamu janji gak bakal ninggalin aku." Naren memejamkan matanya. Menaruh kedua punggung tangan Vega di pipinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.