12. marah

5K 455 23
                                    

HAI GUYS

siapa yang baru baca cerita ini absenn?

yg lagi ngebut bacanya siapa ayo?

udh siap bacanya?
oke, selamat membaca!

---

"Kaki lo kenapa Ve?" Xeanee tak sengaja melihat plester di kaki Vega.

"Luka," Vega menjawab asal.

Grass ikut menyahut greget, "Ih dongo, iya taauuu tapi kenapa?"

"Di tendang, abis berantem." Vega bersender pada tembok dengan mata yang berkeliaran memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.

Hazel mengernyit, "Buset, sama siapa?"

"Sama Vales lah siapa lagi, orang berantemnya aja kaya lagi tanding MMA." cerocos Qiren membuat Vega membungkam mulutnya. Mending mereka gak tahu soal ini. Biar gak marah sama Vega yang gak ngasih tau mereka pas lagi diikutin.

Hazel menggelengkan kepalanya, "Tenaga nya makin gede ya tu bocah, gue jadi takut."

"Iya lah, orang makin gede." jawab Qiren.

Vega tidak menghiraukan obrolan teman-temannya, ia mengulum senyumnya ketika melihat Naren akan melewati dirinya.

"Naren tuh," Xeanee mengangkat dagunya menunjuk.

Vega mengangguk, "Sapa ya guys, sapa."

Teman-temannya langsung berada di sisi kanan dan sisi kiri koridor. Hendak menyambut kedatangan sang pujaan hati ketua.

Naren mengeratkan tangannya pada ujung tas ketika banyak orang yang memperhatikannya. Akibat dari geng Athena, yang memperhatikan nya. Membuat perhatian banyak orang ikut teralihkan kepadanya. Ia tidak suka ditatap seperti ini oleh banyak orang. Naren sedikit menunduk ketika ia akan melewati anggota Athena.

"Pagi Naren," Vega menyapanya terlebih dahulu kemudian diikuti dengan yang lain.

"Selamat pagi ganteng," Carina langsung mendapati tatapan tajam dari Vega.

"Naren, aku di pelototin gara-gara bilang kamu ganteng." Carina melembutkan suaranya, seperti mengadu membuat Vega memasang wajah ilfil.

"Selamat pagi Naren,"

"Pagi Naren,"

Ketika Naren mulai menjauh, beberapa orang mulai tertawa.

"Gemes banget kan Naren?" tanya Vega.

Qiren mengangguk, "Lucu nya itu, gantengnya ketimpa sama kutu bukunya. Jadi-"

"Qir." Nova menegur.

Qiren mengernyit, "Ngapain tadi nunduk, malu kan dia?"

Vega menghela napasnya, "Ngeledek doi gue lagi, gue cekek lo Qir.

Naren langsung memasuki kelas tanpa berniat membuka suara sedikitpun. Ia duduk di bangku dan mengambil sebuah buku. Tangannya mengepal, satu hal yang perlu diketahui. Naren benci ditatap seperti itu oleh banyak orang, dimana ia merasa menjadi bahan cemooh, atau orang yang bisa seenaknya di jadikan bahan candaan.

---

"NAREN!!" Vega terus memanggil Naren yang terus berjalan.

Vega tersenyum tipis kala cowok itu mempercepat langkahnya. Berkejar-kejaran dengan Naren adalah hobi barunya.

"NARENN, NGAJAK KEJAR-KEJARAN MULUU!" teriakan Vega berhasil menarik perhatian banyak siswa dan siswi. Mereka baru saja melewati area kantin. Namun Vega ataupun Naren tidak berhenti di kantin, mereka melewati begitu saja. Vega juga tidak tahu tujuannya kemana, ia hanya mengikuti Naren.

VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang