jangan lupa vote ♡
Pelajaran olahraga sudah berlangsung selama satu jam lebih 20 menit. Anak kelas XI IPA 3 kini sedang memakai sisa waktunya untuk beristirahat. Ada yang tiduran di lapangan, melanjutkan permainan basket, ada yang kejar-kejaran, dan kini Vega sedang dijahili oleh Langit dan teman-temannya.
"Balikin gak?" Vega menatap kesal Gino yang sedang mengangkat sepatunya tinggi-tinggi dengan wajah menyebalkan.
Bisa-bisa nya mereka merebut sepatunya ketika ia sedang berselonjoran. Otak mereka memang sudah dipenuhi aksi-aksi yang menyebalkan.
"Jailin Qiren aja tuh!" Vega menunjuk Qiren yang juga sedang bersantai di lapangan.
"DIH OGAH, GUE MULU." sontak Qiren langsung menarik kakinya, dan merubah menjadi posisi sila.
Ketika Gino lengah menatap Qiren, Vega maju untuk merebut sepatu miliknya. Namun sialnya, suara Langit membuat rencananya gagal.
"EH GIN AWAS!" teriak Langit membuat Gino langsung bergerak cepat melempar sepatunya ke arah Langit. Dan dengan sigap, Langit pun menangkap sepatu berwana hijau tosca itu.
Vega mengepalkan tangannya, ia menghentakkan kakinya sekali. "Balikin gak?!" ucapnya penuh amarah.
Langit hanya mengangkat kedua alisnya, "Bilang Langit ganteng dulu dong. Jangan galak-galak."
"Najis." Vega berdecih, ia langsung berbalik badan mencari seseorang.
Ternyata orang yang ia cari, sedang menatapnya juga. Vega langsung menunjuk Langit. "Bantuin dong, orang itu ngeselin banget!"
Naren yang tidak begitu jauh dari Vega hanya tersenyum geli. Tidak bergerak sedikit pun, untuk membantu kekasihnya itu.
Vega menekuk bibirnya, "Capeeek, udah di jemur tadi pagi. Terus olahraga, sekarang masa harus kejar-kejaran?!" adu Vega kepada Naren.
"Dih, gak seru banget ngadu." celetuk Andra membaut Vega menatap sinis.
"Ya makanya balikin!" Vega berkacak pinggang menatap Langit yang masih memasang wajah menyebalkan.
"HEH BALIKIN GAK?! kasian temen gue!" Qiren kini ikut menatap kesal Andra dan teman-temannya.
"Tau ah." Vega memutuskan untuk berbalik badan dan kembali duduk di sebelah Qiren. Terserah deh mau dibalikin atau enggak, mau dijual, dimakan, dibakar. Bebas, Vega capek.
Qiren melemparkan tatapan sinisnya pada ketiga orang yang menurutnya, adalah manusia ter aneh, ter menyebalkan dan ter gak jelas. Ia kemudian menatap Vega yang sudah memasang wajahnya bete, "Entar juga dibalikin, paling capek sendiri."
Melihat itu Naren langsung bangkit dari duduknya. Ia menghampiri Langit dan teman-temannya, membuat mereka memasang wajah lugu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...