2022?
Tatapannya kosong menatap lorong yang sepi. Kini ia tengah berjalan di lorong rumah sakit seorang diri.
"Nar!"
Sebuah tepukkan kencang, mendarat di pundak Naren. "Lo gak ada niatan bunuh diri kan? gue ngikutin lo pas cabut dari rumah lo sambil kesetanan bawa motor . Niatnya kan gue mau jemput lo, kenapa lo malah-."
Caleb membungkam mulutnya ketika melihat wajah Naren. Ia mengusap tengkuknya, kemudian tatapannya menatap lantai rumah sakit.
"Vega bakal baik-baik aja, Nar."
"Dan, lo juga bakal baik-baik aja."
Caleb memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Keduanya berjalan mengitari lorong rumah sakit dengan mulut tertutup.
Naren, "Rasanya gue pengen mati aja."
Belum sempat Caleb membuka mulut, Naren sudah masuk terlebih dahulu ke ruangan Vega. Lelaki itu langsung menutup pintunya saat Caleb hendak melangkah masuk.
Caleb berkedip beberapa saat.
"Bangke, hampir aja hidung gue gepeng." kesal Caleb sembari mengangkat kepalan tangannya ke arah pintu.
Di dalam sana, Naren berjalan dan segera menarik kursi untuk duduk di dekat kekasihnya yang masih terbaring. Naren menatap lekukan wajah yang Vega miliki. Perempuan itu memiliki wajah yang sangat cantik. Hatinya tenang kala menatap wajah itu.
Tangan Naren bergerak mengambil sebelah tangan Vega dan mengusapnya lembut. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Naren langsung menaruh pipinya di punggung tangan itu setelah mengecupnya pelan. Mata lelaki itu mulai terpejam. Bahunya mulai turun, menunjukkan ketenangan dalam dirinya.
Baru saja Naren hendak masuk ke dalam alam mimpinya, sapuan halus di pipinya berhasil membuat iya membuka matanya. Naren yang baru tersadar, ia langsung mendongakkan kepalanya menatap Vega yang juga menatapnya.
"Ve?" panggil Naren spontan.
Vega hanya diam, dengan mata yang tetap menatap Naren.
"Bentar, aku panggil dokter dulu."
Naren yang hendak beranjak, mengurungkan niatnya ketika tangannya ditahan. Naren mengernyit, seolah olah bertanya kenapa?
"Aku udah bangun dari tadi Naren." ujar Vega dengan kekehan di akhir kalimatnya.
Naren kembali mendekat, "Ve.."
"Kenapa?" tanya Vega sembari tersenyum tipis.
Naren langsung memeluk Vega, "Aku udah bangun dari satu jam yang lalu." ujarnya sembari mengelus punggung besar milik Naren.
"Maaf," ujar Naren pelan membuat senyuman di wajah Vega luntur.
"Nar-"
"Salah aku, aku minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...