46. pembunuh

3.1K 342 64
                                    

udh siap buat
tau pembunuh alberic?

udh siap buattau pembunuh alberic?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vega menghela napasnya pelan. Sepertinya dugaannya benar, bahwa pacar nya memang kabur dari sekolah. Padahal awalnya itu adalah kemungkinan yang sangat kecil. Tapi kini, ia sangat yakin bahwa Naren memang pergi dari sekolah. Lelaki itu belum menunjukkan batang hidung nya ketika pelajaran berlangsung kembali.

"Dibuang pacar ya lo?" celetuk Qiren sembari merangkul Vega dari belakang.

Vega berdecak, "Sadis banget ngomongnya,"

Qiren mengedikkan bahunya acuh, "Terus sekarang lo mau kemana? balik apa cari pacar lo?"

"Hmm mau cari," sahut Vega sembari tersenyum lebar kepada Qiren.

"Yayayayyaya," Qiren memutar bola matanya malas.

Vega terkekeh, "Ikut yuk?"

"Dih, ikut cari pacar lo?" Qiren mendelik.

Keduanya berbelok memasuki daerah parkiran. Vega mengangguk, "Ayo dong,"

"Gak. Gak akan pernah." ketus Qiren sembari memakai helm berwarna hitam.

Vega menekuk bibirnya, "Terus lo mau kemana?"

"Balik lah. Orang semuanya udah pada balik ke rumah."

Vega menganggukkan kepalanya, kemudian ia menaiki blave dan melajukan motornya bersamaan dengan Qiren.

Mereka terpisahkan dengan dua arah jalan yang berbeda. Qiren melaju lurus, sedangkan Vega berbelok. Vega tidak akan langsung pulang ke rumah, ia ingin membeli sebuah susu kesukaannya di supermarket terdekat.

Sesampainya Vega langsung membeli makanan dan minuman yang ia butuhkan, terutama susu favoritnya. Lagi-lagi Vega mengernyit heran, ia melihat Letta yang sedang mengantri untuk membayar. Kenapa ia menjadi sering bertemu dengan Letta?

Vega tersenyum tipis ketika Letta membalas tatapannya, perempuan itu sama herannya dengan Vega. Keduanya keluar secara bersama dari supermarket.

"Sekali lagi thanks ya buat ini," Vega menunjuk sweater yang tengah ia kenakan.

Letta mengangguk, "Santai aja."

"Gue balikin ini pas udah di cuci aja, boleh minta alamat rumah lo?" tanya Vega, berniat untuk mengembalikan nya secara langsung ke tempat dimana Letta berdiam diri.

Letta mengangguk meng-iyakan. "Nih," ujarnya sembari menunjukkan layar ponselnya yang sudah berisi angka-angka.

"Oke, udah gue save. Lo pulangnya gimana?" tanya Vega.

"Bentar lagi supir aku nyampe kok." jawab Letta ramah.

"Supir?" Vega langsung menutup mulutnya ketika bibirnya refleks mengucapkan hal itu. Padahal seharusnya ia tahu, bahwa soal Letta yang berbicara mengenai tidak memiliki supir waktu itu ll, itu hanya untuk menarik perhatian Naren. Seharusnya ia tidak membahas hal itu.

VEGANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang