[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa!
Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra!
---
Vega suka makan, suka moto...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vega memaksakan senyumnya ketik Batara menatapnya tanpa kedipan. Ia benar-benar menatapnya dengan tatapan yang sulit diartkian membuat jantung Vega tidak aman. Bukan baper, tapi merinding takut.
"Yah, udah sana." usir putrinya, halus.
Batara menatap putrinya sebentar, kemudian ia kembali menatap Vega.
"Kamu berpacaran dengan Naren sekarang?" tanya Batara dengan senyuman tipis di wajahnya.
Vega mengangguk, "Hm, iya om."
Batara menganggukkan kepalanya, "Naren memang anak yang baik, hanya saja ia tidak cocok dengan putri ku."
"Yaaaah," Letta menatap Batara dengan memelas, berharap Ayahnya itu segera pergi meninggalkan mereka.
Batara terkekeh, "Iya, maaf."
Batara hendak beranjak, namun ia urungkan kembali. Matanya kembali menatap Vega. "Kamu boleh berteman dengan putri saya." ujarnya kemudian beranjak dan pergi menjauh dari kedua perempuan berusia 16 tahun itu.
Vega langsung menghembuskan napasnya panjang membuat Letta terkekeh namun kemudian menampakkan wajah tak nyaman, "Maaf ya Ve, Ayah aku-"
"Iya gak pa-pa, ngerti kok." jawab Vega yang dibalasi senyuman tipis oleh Letta.
Vega melihat arloji di pergelangan tangannya, "Gue pulang ya?"
Letta ikut menatap jam dinding di rumahnya, "Oh iya, nanti kalau kamu mau kesini lagi ya Ve."
"Ini basa basi apa beneran?" tanya Vega membuat Letta mengangkat kedua alisnya.
"Hah, eh. Beneran Ve. Aku seneng kalau kamu main kesini lagi." ujar Letta yang diakhiri senyuman tipis.
Wajah dan senyuman itu terlihat tulus.
Vega mengangguk, "Oke deh," ujarnya dan langsung bangkit dari sofa. Namun ia diam sebentar, memasang wajah berpikir. "Besok gue kesini lagi deh, gabut soalnya. Boleh?"
Letta langsung mengangguk semangat, "Boleh! mau ajak yang lain juga gak pa-pa."
"Tapi kalau sama yang lain gue gak janji. Mereka sok sibuk." jawab Vega yang langsung diangguki oleh Letta, "Iya gak pa-pa."
"Eh iya Ve, aku lupa gak ngasih kamu minuman-"
"Telat Let. Mau pulang nih." canda Vega.
Letta menggaruk puncak kepalanya, "Yah, maaf-"
"Bercanda. Sama gue jangan kebayakan maaf, santai aja. Kalau lo minta maaf lagi, gue gak akan maafin lo. Males temenan sama lo." ujar Vega sembari berjalan menuju pintu, dengan Letta yang membuntutinya.
Letta terkekeh, "Oke siap. Hati-hati ya Ve."
Vega mengangguk dan mengangkat tangannya sebagai ucapan perpisahan. Perempuan itu lekas menaiki Blave dan melesat menjauhi perkarangan rumah Letta. Di balkon lantai atas, seorang lelaki dengan kumis di bawah hidungnya menatap kepergian Vega dengan tatapan tajam.