SENENG GAK?
sebenernya yang kemarin tuh cvote nya belum menuhin targett huhu
cuma key kasih hadiah deh buat readers yang nungguin terus
gak tegaannn key tuu HAHAHAH
ABSEN DULU SINI JANGAN LUPA!
jangan lupa votenyaaa
RAMEIN YAAA
selamat membaca!
---
"Oh adoh adoh jang gangguuuuu!"
"Yang itu sa punya jang gangguuuu,"
"Ko pi cari yang lain sudah,"
"TRA USAAAH JADI PENGANGGUUU!"
Dengan kesal Qiren melempar penghapus papan tulis pada Gino dan Langit yang sedang asik bernyanyi di depan kelas sembari menepuk-nepuk meja guru, "Bisa diem gak sih?!"
Langit yang selamat dari serangan itu karena gesit menatap Qiren ngeri, "Ampun bang, santai-santai."
"Galak bener jadi cewek," sahut Gino.
"Bukan cewek dia, abang-abang."
Qiren mengampil sebuah spidol, "Sini lo!"
Langit langsung bersembunyi di balik tubuh besar milik Gino, "Bercanda Qir, bercandaaa,"
"Haha lucu." ujar Qiren yang langsung kembali berjalan ke tempat duduknya.
"Dih, lucu katanya No." celetuk Langit namun masih terdengar oleh Qiren.
Qiren berdecak kesal, ia tidak jadi duduk di bangkunya, "SINI LO LANG, BERANTEM SAMA GUE SEKARANG!"
"Bangke, kedengeran?" Langit langsung berlari keluar kelas ketika melihan Qiren sudah mengambil ancang-ancang untuk menghantam dirinya. Benar saja, detik selanjutnya Qiren berlari mengejar Langit.
Sementara itu Vega sedang sibuk merapikan alat tulisnya dan memasukkan nya ke dalam tas. Hari ini Vega berhasil menjauhi Naren. Ia benar-benar tidak melirik lelaki itu dengan sengaja. Bahkan, hari ini ia tidak berbicara sepatah kata pun kepada Naren.
Bel pulang berbunyi, membuat semua murid yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing sontak menegakkan bahunya dan bangkit bersiap untuk pulang. Terkecuali dengan kaum laki-laki, sepertinya mereka sudah menyiapkan ancang-ancang beberapa detik sebelum bel. Sehingga setelah bel berbunyi, dengan rusuh mereka keluar layaknya remaja yang hendak tauran.
"Ve, ayo." ajak Alona yang sudah bangkit dari bangkunya.
Vega pun bangkit, "Qiren tinggal kali ya, aneh banget udah tau mau pulang malah ngacir."
Alona tidak menghiraukan Vega, perempuan itu langsung menarik Vega keluar dari kelas.
"Buru-buru amat, laper ya lo?" tanya Vega pada Alona.
Perempuan itu mengangguk membuat Vega terkekeh kecil. Perempuan itu memang seperti itu, senang sekali makan dan gampang lapar. Dan kerennya, tubuh Alona tetap ideal.
Setelah mereka sampai di tempat parkir, Vega menyuruh Alona pergi terlebih dahulu ke Wayan. Ia memutuskan untuk menunggu Qiren, takut perempuan itu akan mengamuk jika di tinggalkan.
"Cepet," ujar Alona yang langsung berjalan menyebrangi jalanan meninggalkan Vega bersama dengan murid-murid Arcturus yang lain.
Vega melipat kedua tangannya, mata nya kesana kemari mencari dan menunggu keberadaan Qiren. Matanya membulat ketika ternyata Qiren berada di sebrang. Perempuan itu baru saja menyebrangi jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...