SENENG GAAA?!
ABSEN DULU SINIII
siap sama chapter sekarang?!
selamat membaca!
---
Pagi ini kelas XI MIPA-3 sudah di berisiki oleh suara Vega. Vega menaruh tas nya asal ketika mengetahui Naren bersekolah. Ketara sekali dari wajahnya kalau ia sedang kesal.
"Kok tas nya doang sih, anaknya mana?!" tanya Vega, entah kepada siapa.
Gino mengedikkan bahunya, "Mana gue tau, gue bukan emaknya."
"Ve, udah sih sini aja, mau nyari?" tanya Qiren dengan niat menahan Vega untuk tetap di kelas.
"Iya lah!" Vega langsung berjalan keluar kelas dengan langkah lebar.
Kan gue bilang jangan sekolah dulu, kenapa sih?!
Vega menggerutu kesal, ia terus berjalan mengitari setiap koridor untuk menemukan Naren. Benar dengan dugaannya, lelaki itu sedang berada di kantin. Naren, cowok bertubuh tinggi dengan kacamata hitam yang selalu menghiasi wajahnya. Cowok itu akan mengunjungi kantin ketika tempat itu tengah sepi.
Vega langsung duduk disamping Naren, "Nar!"
"Eh!" Vega menahan Naren ketika lelaki itu hendak pergi dari bangkunya, "Mau kemana? parah banget gue baru duduk langsung pergi aja."
"Bayar," jawab lelaki itu dengan posisi yang masih berdiri.
Vega menarik Neren untuk duduk, "Lo duduk aja, gue yang bayar." Vega langsung merebut dompet yang berada di genggaman Naren.
Naren memandangi punggung perempuan itu yang mulai menjauh. Ia terkekeh kecil melihat Vega yang berlari kecil hanya untuk membayar jajanannya.
Lucu.
"Capek?" tanya Naren ketika Vega sudah kembali lagi ke meja yang ditempatinya.
Vega mengangguk kecil, "Lumayan."
"Ngapain lari?" Naren mengangkat sebelah alisnya.
"Ya biar gak ditinggalin!"
"Kata siapa? dompet gue kan ditahan sama lo."
Vega menarik napasnya, "Ih Naren, gue tuh kesini mau marahin lo. Jangan ajak ngobrol!"
Naren mengernyit, menunggu perempuan itu melanjutkan ucapannya. Dan memarahinya yang entah karena apa.
"Ngapain sekolah? kan gue bilang istirahat dulu di rumah!" Vega menatap Naren tajam, serius.
Naren hanya diam, membuat Vega mendengus kesal. "Narenn, coba liat kaki lo. Masih di perban kan? kalau iya berarti masih sakit."
Lagi-lagi Naren hanya diam menatap Vega. Tanpa Vega sadari, Naren hanya mengamati Vega tanpa mendengarkan ucapan Vega. Naren suka cara Vega berbicara dan memarahinya.
Vega menghela napasnya, "Narenn, dengerin gue ya. Untuk sekarang, jangan dulu jalan-jalan okey? sampai kaki lo dan tangan lo ini bener-bener sembuh."
Naren terkekeh kecil, kemudian ia langsung bangkit meninggalkan Vega yang memasang wajah terkejut sekaligus kesal. "Naren!" dengan sabar, Vega ikut bangkit dan berjalan berusaha menyesuaikan langkah kakinya dengan Naren.
"Kaki lo kok kayak gak sakit, lo udah bisa jalan yang bener? kok bisa?" Vega menatap Naren bingung namun masih terlihat bahwa perempuan itu khawatir.
"Bisa." jawab Naren seadanya.
Vega menggeleng kecil, "Enggak-enggak, tetep aja. Sekarang lo gak usah banyak jalan dulu. Diem, istirahat."
"Sekarang gak boleh jalan-jalan dulu?" tanya Naren membuat Vega langsung menganggukkan kepalanya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEGANDRA [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA!] belum direvisii, buruan bacaa! Cerita cowok ngejar cewek? Bukan! Nih kali ini kenalin cerita cewek primadona yang ngejar cowok sedingin kulkas! Tapi yakin kuat bacanya? Mampir ke cerita Vegandra! --- Vega suka makan, suka moto...