16 - Rivaldo Mahendra

860 79 14
                                        

*****

Seorang gadis cantik tampak tengah duduk bersandar di balkon kamarnya. Ia tatap langit malam yang begitu indah, beberapa detik kemudian ia pun tersenyum.

Ia meneggakan tubuhnya dan mengambil nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan.

"Hah---seger banget!" serunya.

Gadis itu memejamkan matanya, menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajah cantiknya.

Ia kembali membuka matanya dan melirik buku diary yang berada di sampingnya.

Ia pun meraih buku itu dan mulai menuliskan sesuatu di sana.

Aku hanya belajar menjadi sosok yang dewasa, yang sabar dalam keadaan apapun meskipun sebenarnya aku tak mampu.

- prihal.rindu_

Ia menghela nafas kasar. Tulisan ini begitu mewakili perasaannya saat ini.

DRTT! DRTT! DRTT!

Suara ponselnya berbunyi, ia pun meraihnya dan menatap nama seseorang yang tertera di sana.

Tanpa berlama-lama lagi, ia pun segera menerima panggilan tersebut.

"Halo Ca?" sapa seseorang di seberang sana.

"Halo Mita, ada apa?"

"Lo udah selesai ngerjain tugas yang tertinggal belum Ca?"

"Sudah. Kenapa Mita, ada tugas lagi?"

"Gak ada, itu aja."

"Huh syukurlah."

"Btw--lo kapan masuk sekolah?"

"Kenapa, kangen ya?" godanya.

"Dih. Gak usah kegeeran deh lo!"

"Cih, gak usah gengsi. Kalau kangen bilang aja kali. Pasti sepi kan gak ada Caca?"

Terdengar helaan nafas kasar di sebrang sana.

"Udahlah males gue ngomong sama lo."

"Gue tutup. Bye!"

TUTT! TUTT! TUTT!

Caca tertawa terbahak-bahak, Mita memutuskan panggilannya dengan perasaan kesal. Ia sangat suka meledek gadis itu.

"Aduh perut Caca sakit hahaha."

Tawanya terhenti saat seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang.

"Ca kamu ngapain disini?"

Caca membalikan tubuhnya, ia menatap seseorang yang baru saja menepuk pundaknya.

Caca menggeleng sembari tersenyum. "Lagi pingin aja Bunda."

Fira mengelus lembut puncak kepala anaknya. "Angin malam gak baik lho Ca, kamu kan baru sembuh."

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang