27 - Gagal

493 26 27
                                    

HAI GUYS, APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YA!^^

YEAY AKHIRNYA NATASYA BISA UP LAGI!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT SEBANYAK-BANYAKNYA OKAY^^ TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI SEKARANG JUGA. JANGAN SIDERS!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

"Now about how often you meet, but how often you make him laugh."
-- Devano

BRAK!

"Ngapain lo di ruangan Devano?"

Teguran tidak ramah itu datang setelah Caca menutup pintu ruangan Devano. Caca terkejut, ia spontan menoleh ke arah sang pelaku.

"Astagfirullah!" pekik Caca.

"Biasa aja kali. Lo pikir gue setan apa?!" ujar Nadia, menatap tajam ke arah Caca.

"Sorry, Kak."

Nadia menatap Caca dari atas sampai bawah. Meneliti setiap tubuh Caca dengan intens. Caca memang cantik menurutnya, tetapi ia tidak suka jika ada yang menyaingi kecantikannya. Terlebih lagi belakangan ini ia sering melihat Caca dekat dengan Devano. Hal tersebut membuat Nadia semakin jengkel pada gadis di hadapannya.

"Abis ngapain lo diruangan Devano?" tanya Nadia dengan nada tidak suka.

Caca diam, matanya bergerak gelisah. Ia bingung harus menjawab apa.

Nadia memperhatian Caca. Gelagat gadis itu membuatnya curiga. Saat hendak berbicara, suara pintu kembali terdengar dan sosok Devano muncul dari balik pintu tersebut.

"Ada apa?" tanya Devano dengan raut wajah datarnya.

Nadia tersenyum menatap Devano. Ia mendekat kearah pria itu, kemudian merangkul lengan Devano dengan sangat erat membuat Caca mendeliki tajam kearahnya.

"Hai, Van." sapa Nadia pada Devano.

Devano hanya diam. Ia tak membalas sapaan Nadia, ekspresinya tetap datar seperti biasanya.

"Kamu udah sarapan belum? Ke kantin bareng yuk," ajak Nadia, belum menyerah meski sudah di acuhkan berkali-kali oleh Devano.

Caca mengalihkan pandangannya kearah lain, hatinya terasa panas melihat Nadia menggandeng Devano dengan begitu mudahnya.

"Nyenyenye. Sadar woi dia cowok orang!" gumam Caca pelan, Namun Devano dapat mendengarnya.

Senyum tipis hadir disetiap sudut bibirnya. Tingkah Caca membuatnya sangat gemas. Ah! Ingin rasanya ia memeluk gadis itu sekarang juga.

Nadia memandang wajah Devano, ia tersenyum melihat Devano tersenyum. "Van, kok malah senyum-senyum sih! Aku lagi tanya kamu lho," ujar Nadia. Ia mengira Devano tersenyum kearahnya, padahal tidak seperti itu faktanya.

Devano menoleh kearah Nadia dengan satu alis terangkat. Sepertinya gadis itu salah paham.

Siapa yang tersenyum kearahnya? Batin Devano.

"Gue udah kenyang," tolak Devano, ia melepaskan tangan Nadia dari lengannya. Ia tidak ingin membuat gadisnya semakin cemburu.

Nadia mendesah kecewa mendengar penolakan Devano. Pandangannya kini beralih kearah Caca yang sedari tadi hanya diam di samping Devano.

"Eh cewek tengil, ngapain lo masih disini?!" sentak Nadia membuat Caca terkejut.

Devano menatap tidak suka kearah Nadia. Enak saja kekasihnya dibilang tengil!

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang