HALO GUYS! APA KABAR?
SEMOGA KALIAN SEMUA SELALU SEHAT YA^^UDAH SIAP BACA PART 38?
JANGAN LUPA VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA YA, JANGAN SIDERS!JANGAN LUPA BACA CERITA RATU : TSRS JUGA OKEY^^
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA💗
****
"Bukan berarti mengalah itu lemah, hanya saja kau lebih penting dari egoku." — Caca
🥀
"RIYAN!"
Devano yang baru saja masuk kedalam kelasnya di buat terkejut sekaligus panik melihat kondisi Riyan yang sangat kacau di bawah sana. Pria itu tampak meringkuk diatas lantai kelas yang terasa dingin dengan mulut yang terus menggumamkan kata 'Berengsek'.
"BERENGSEK BERENGSEK!""BERENGSEK LO BERENGSEK ARGH!"
"BERENGSEK LO RIYAN!"
Devano dengan segera menghampiri pria itu yang tampak semakin menggila. Bahkan pria itu tak segan-segan memukuli wajahnya sendiri hingga menimbulkan beberapa lebam kebiruan di sana.
"Yan sadar!"
"Bangun sialan!"
Sentakan dari Devano membuat Riyan mengangkat kepalanya, menatap pria dingin itu yang juga tengah menatapnya dengan nafas memburu. Mata yang memerah menyorot tajam kearahnya.
Riyan terkekeh ringan, "Sorry, Van."
"Bangun." printah Devano, kemudian membantu Riyan untuk bangkit berdiri dan mendudukan pria itu di tempat duduk keduanya.
"Lo kenapa?" tanya Devano datar, sedatar tatapannya. Namun tak bisa dipungkiri, bahwa ia benar-benar khawatir pada Riyan saat ini.
Riyan menghela nafas, tatapannya berubah sendu. Ia memandang Devano kemudian menceritakan semuanya kepada pria dingin itu. Ia tidak tahu harus menceritakannya kepada siapa lagi, hanya Devano yang dapat ia percaya.
Devano menghela nafas panjang, lagi dan lagi soal pekerjaan dan percintaan.
"Kita yang salah. Kita yang lampiasin itu semuanya ke mereka, padahal mereka gak tau apa-apa," ucap Riyan. Merasa sangat menyesal.
Devano hanya mengangguk, enggan membahas hal ini lagi. Permasalahan hari ini benar-benar membuatnya merasa pusing, tubuhnya sedikit melemas. Lelah secara fisik maupun batin.
"Lo diem disini, biar gue beliin minum."
Tanpa menunggu jawaban dari Riyan, Devano sudah lebih dulu pergi meninggalkan kelas menuju kantin.
Sepanjang perjalanan ke kantin pria dingin itu terus melamun hingga tak sadar dirinya menabrak tubuh seseorang.
BRAK!
"Yah, jus jeruk gue!" pekik seorang gadis yang ia tabrak. Jus milik seseorang itu tumpah, hingga mengotori lantai koridor yang ia pijak.
"S-sorry, gue gak sengaja," ucap Devano. Ia menepuk keningnya dengan kasar, bisa-bisanya ia melamun.
Gadis itu terdiam sejenak saat mendengar suara seseorang yang menabraknya. Suara itu tampak familiar di pendengarannya. Perlahan, gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap seseorang yang telah menabraknya.
"Devano?"
Devano memandang gadis itu dengan rasa bersalah. "Sorry, Nad. Gue gak sengaja,"
Ya, gadis yang baru saja Devano tabrak adalah Nadia. Gadis yang tak pernah lelah mendekati Devano, gadis yang sering kali ia tolak namun tak pernah menyerah untuk terus mendekatinya. Sejujurnya, ia malas berhubungan dengan gadis itu. Namun kali ini ia harus Bertanggung-jawab atas kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Bagaimana halnya, bila seseorang yang telah hadir lebih dulu itu kini datang kembali setelah pergi meninggalkan selama bertahun-tahun? Ini kisah tentang seorang gadis bernama Natasya Artalyta Syafira. Seorang gadis dengan par...