"Aku mencintaimu, karena seluruh alam semesta bekerja sama untuk membantuku menemukanmu."
-Devano prasandi
*****
Seorang gadis cantik tengah berjalan di koridor sekolahnya dengan tatapan lesu. Wajah gadis itu terlihat muram, seperti tidak memiliki semangat untuk hidup.
Caca berjalan dengan langkah gontai, kepalanya menunduk dengan wajah yang cemberut. Ntahlah, hari ini moodnya benar-benar sedang tidak bagus.
Samar-samar ia mendengar suara seseorang yang terdengar begitu manja di telinganya.
"Van sarapan bareng di kantin yuk?"
Caca spontan mengangkat kepalanya dan menatap seseorang tersebut.
Langkahnya langsung terhenti saat melihat Devano bergandengan tangan dengan Nadia di hadapannya. Ah tidak! Lebih tepatnya Nadia-lah yang menggandeng lengan Devano.
Ntah mengapa dadanya tiba-tiba terasa sesak, nafasnya sedikit tercekat.
Devano yang menyadari kehadiran Caca spontan menghentikan langkahnya. Ia menatap Caca yang sedang menatapnya.
"Van, kenapa berhenti?" tanya Nadia bingung saat Devano tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Nadia menatap Devano, kemudian ia menatap ke arah pandang Devano.
Kini ia tau, mengapa Devano tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Dasar pengganggu!" batinnya, ia menatap kesal ke arah Caca.
"CACA!" panggil seseorang dari balik tubuh Caca.
Caca membalikkan tubuhnya dan mendapati Gio yang tengah berjalan ke arahnya.
"Hai," sapa Gio saat ia sudah berada di samping Caca. Ia tak menyadari kehadiran Devano dan Nadia di hadapannya. Karna memang, posisinya dengan Devano sedikit jauh.
Caca tersenyum dan membalas sapaan Gio. "Hai,"
"Mau langsung ke kelas?" tanya Gio dengan nada suara lembut.
Caca mengangguk, "Iya, ayo bareng." ajak Caca, Gio dan Caca memang satu kelas.
"Ayo!" seru Gio, merasa senang.
Caca dan Gio berjalan menuju kelasnya, mereka berlalu begitu saja melewati Devano dan Nadia tanpa menghiraukan kehadiran keduanya.
Nadia membalikan tubuhnya, menatap kepergian Caca dan Gio. Sedangkan Devano, pria itu tidak bergerak sama sekali, wajah pria itu terlihat datar dan sorot matanya semakin menajam.
Tanpa di sadari, tangan Devano sudah mengepal dengan sangat erat. Namun sebisa mungkin ia menahan emosinya.
"SHIT!" batinnya.
****
Jam istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin, tetapi tidak dengan gadis yang satu ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Bagaimana halnya, bila seseorang yang telah hadir lebih dulu itu kini datang kembali setelah pergi meninggalkan selama bertahun-tahun? Ini kisah tentang seorang gadis bernama Natasya Artalyta Syafira. Seorang gadis dengan par...