44 - Terbongkar?

323 11 44
                                    

“Happy birthday to me!”

“Selamat bertambah usia!”

“Selamat untuk 19tahun usia” yeay, alhamdulillah!

HALO GUYS! APA KABAR?

GIMANA PART 43 KEMARIN? SERU NGGAK?

GIMANA UDAH SIAP BACA PART 44? ADUH DARI JUDULNYA AJA UDAH MENEGANGKAN YAA, KIRA-KIRA BAKAL ADA TROUBLE APALAGI NIH?🤔

PENASARAN? VOTE AND FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA YA!

BISMILLAH, PART 44 UNTUK KALIAN SEMUA. SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA💗

****

“Lebih baik sakit karena kejujuran, daripada bahagia karena kebohongan.”

🥀

Tok! Tok! Tok!

Aldo yang sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam koper mengerutkan keningnya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Tidak ada suara dari luar sama, hanya suara ketukan pintu saja yang terdengar.

Aldo melirik jam dinding yang berada di kamarnya, pukul lima pagi. Siapa yang mengetuk pintunya pagi-pagi sekali? Atau mungkin Bundanya? Tetapi jika itu Fira, wanita paruh baya itu pasti akan memanggil namanya tidak hanya mengetuk pintu saja.

Aldo berjalan kearah pintu kamarnya, kemudian memutar knop pintu dan membukanya. “Siap—” ucapan Aldo terhenti. Ia terkejut saat seseorang langsung memeluk tubuhnya dengan erat, saat ia sudah berhasil membuka pintu kamarnya.

“Acha?” tanya Aldo kebingungan. Tidak biasanya Caca seperti ini kepadanya.

Caca tak menjawab. Gadis itu hanya diam dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Aldo.

“Hei, kenapa, Cha?” tanya Aldo, perlahan membalas pelukan Caca dan saat itu juga Caca langsung menumpahkan semua tangisnya.

“Hiks.. hiks..,”

“Loh kok nangis?” panik Aldo. “Cha, kenapa? Ada yang jahatin kamu? Devano macem-macem sama kamu? Bilang Abang Cha! Jangan bikin Abang panik.”

Aldo berusaha menarik Caca, mengangkat wajah gadis itu agar berhadapan dengannya. “Bilang Abang, Cha. Kenapa?” tanya Aldo dengan wajah cemas saat Caca sudah bersitatap dengannya.

Caca menatap Aldo dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. “Jangan pergi hiks..,” ujar Caca dengan sesegukan.

Aldo terdiam, tidak tahu harus merespon apa.

Hari ini adalah hari keberangkatannya ke Amerika Serikat setelah satu bulan ia cuti dan mengikuti belajar online dari jarak jauh. Banyak pelajaran yang tertinggal dan sulit untuk ia pahami selama belajar online. Ia tidak ingin semakin ketinggalan pelajaran, jadi ia harus mengejar semua yang tertinggal ketika sudah sampai disana.

Namun disisi lain ia juga berat meninggalkan rumah ini kembali dan meninggalkan keluarganya. Namun apa boleh buat? Ia harus segera menyelesaikan studinya dan lulus dengan cepet, agar bisa kembali ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarganya.

Aldo akan berusaha semaksimal mungkin agar ia bisa lulus dengan lebih cepat, ia juga tidak ingin jauh-jauh lagi dari keluarganya. Ia sudah memikirkan ini dari jauh-jauh hari, dan ia juga memutuskan untuk melanjutkan S2 di Universitas yang ada di Indonesia saja.

Aldo menghela nafas berusaha tenang. “Waktu cutinya udah habis, Cha,” ucap Aldo sembari membalas pelukan Caca. “Abang janji, Abang akan berusaha semaksimal mungkin supaya bisa lulus dengan waktu yang lebih cepat. Biar kita bisa kumpul sama-sama lagi,” lanjut Aldo.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang