32 - Restu

351 15 15
                                    

HALO GUYS, APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YAA💗

YEYY NATASYA UP LAGI! GIMANA SENENG NGGAK?

UDAH SIAP BACA PART 32?

KALIAN PINGIN CERITA INI HAPPYEND ATAU SADEND? KOMEN DISINI YAA👉🏻

JANGAN LUPA VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA OKAY, JANGAN SIDERS!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

“Since you've been around, I smile a lot more than I use to." — Devano prasandi

"Gue berharap semua baik-baik aja," ucap keduanya secara bersamaan.

"Apa yang baik-baik aja?" tanya seseorang dibalik tubuh keduanya. Kedua pria itu tersentak kemudian menoleh menatap seseorang tersebut.

"ACHA!"

Terkejut? Tentu saja. Sejak kapan gadis itu ada disini? Apa gadis itu mendengar percakapan keduanya? Ah! Keduanya sangat panik saat ini.

Caca tersenyum, kemudian berjalan mendekati kedua pria itu. "Lagi bahas apa sih? Seru banget kayaknya, sampai nggak sadar kalau ada Acha disini," tanya Caca dengan senyum manis diwajahnya.

Caca mengerutkan keningnya saat menatap kedua pria dihadapannya, wajah keduanya tampak terkejut karena kedatangannya. Ada apa sebenarnya? Mereka sedang membahas apa?

Perlahan, senyum disudut bibirnya menghilang. Berganti dengan tatapan penuh tanya, menatap kedua pria itu dengan intens. "Kenapa sih? Gitu banget liatinnya, Acha ganggu ya?" tanya Caca. Gadis itu meringis karena lagi dan lagi tidak mendapatkan respons dari keduanya.

Devano berdehem pelan, mengatur ekspresi wajahnya sebisa mungkin. Ia berjalan mendekat kearah Caca kemudian mengelus pelan puncak kepala gadis itu. "Nggak ganggu, kita udah selesai ngobrolnya," ujar Devano, raut wajah pria itu kembali datar seperti biasanya.

Aldo memutar kedua bola matanya malas, kemudian berjalan mendekati Caca. "Acha, kamu pacaran sama orang ini?" tanya Aldo, tangannya terangkat menunjuk wajah Devano namun tatapannya tetap terarah pada gadis kecil dihadapannya.

"Abang udah tau?!" tanya Caca dengan raut wajah terkejut. Kemudian pandangan gadis itu beralih pada Devano. Menatap pria dingin itu dengan tatapan tajam. Ia yakin, pria itu yang sudah memberi tahu Abangnya.

"Apa?" tanya Devano dengan raut wajah datar. Seolah tidak terjadi apa-apa.

Aldo menghela nafas pelan. Menatap Caca dengan lembut, "Kenapa gak bilang, hm?" tanya Aldo, menunggu penjelasan dari Adik kesayangannya itu.

"Nggak apa-apa, Acha belum siap aja," balas Caca sembari menundukkan kepalanya, takut.

Aldo menghela nafas untuk kesekian kalinya, "Bunda udah tau?" tanya Aldo lagi, Caca hanya menggeleng sebagai jawaban. "Bunda dan Ayah harus tau, ayo masuk." ajak Aldo, pria itu melangkah hendak memasuki rumah, namun Caca menahan pergerakannya hingga mau tidak mau ia kembali menoleh pada gadis itu. "Kenapa?" tanya Aldo, menatap heran kearah Caca. Gadis itu terlihat seperti akan menangis.

"Acha takut," cicitnya.

Aldo tersenyum kemudian mengelus puncak kepala adiknya dengan lembut, "Nggak usah takut, ada Abang. Lagipula mereka nggak bakal marah karena kamu pacaran Acha," ucap Aldo menenangkan. Pria itu meraih tangan mungil Caca kemudian menarik gadis itu untuk masuk bersamanya.

"Eh batu ayo ikut!" ajak Aldo pada Devano.

Pria dingin itu hanya menghela nafas, kemudian berjalan mengikuti Aldo dan Caca di belakangnya.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang