31 - Peringatan

364 15 5
                                        

HAI GUYS! APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YA^^

YEAY ALHAMDULILLAH AKHIRNYA BISA UP CERITA NATASYA LAGI! DO'AIN SEMOGA IDE-NYA NGALIR TERUS YA HIHI.

UDAH SIAP BACA PART 31?

SEPERTI BIASA, JANGAN LUPA VOTE AND FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAA! RAMAIKAN DI SETIAP PARAGRAFNYA OKEY^^

JANGAN SIDERS!

BISMILLAH, PART 31 UNTUK KALIAN SEMUA<3

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

"Semoga semesta tidak membawamu pergi lebih jauh dari hidupku: Sebab aku lelah melepas dan memulai cerita baru."


"KAK DEVANO!"

Terkejut? Tentu saja. Bagaimana bisa pria itu datang kesini secara tiba-tiba? Bagaimana jika keluarganya tahu? Maksudnya—Ah! Caca sungguh panik saat ini.

"Kakak ngapain kesini?" tanya Caca dengan suara pelan, takut jika keluarganya mendengar.

Devano mengerutkan keningnya,  kenapa gadis itu bertanya seperti itu padanya?

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Devano heran.

Caca menggeleng, "Nggak, bukan gitu maksudnya. Maksudnya—kenapa datang kesini nggak ngabarin Acha dulu?" tanya Caca. Pasalnya, pria itu tidak ada menghubunginya. Namun tiba-tiba pria itu sudah berada dihadapanya seperti ini.

Devano menghela nafas pelan, "Aku udah hubungin kamu, tapi nomor kamu nggak aktif. Aku chat kamu, kamu nggak bales," ujar Devano menjelaskan. Sejak pagi, ia sudah berusaha menghubungi gadis itu, namun nihil. Tidak ada balasan atau respons apapun dari gadis itu.

"Masa sih?"

Devano menghela nafas untuk kesekian kalinya, "iya," ia mendekatkan wajahnya kearah Caca, membuat Caca reflex memundurkan wajahnya. "Kamu nggak cek handphone kamu, hm?" tanya Devano. Tangannya terangkat mengelus pelan pipi Caca yang terasa lembut dikulit tangannya. "Kita ada janji hari ini sayang. Kamu lupa, hm?" tanya Devano dengan suara berat, membuat Caca gugup setengah mati.

Caca memejamkan matanya, kemudian mendorong tubuh Devano agar menjauh darinya.

"Ih—nanti ada yang liat!" ujar Caca panik. Gadis itu mendorong dada bidang Devano menggunakan kedua tangannya, "Kakak pulang aja ya. Nanti Acha kabarin, oke!" usir Caca, sembari terus mendorong tubuh Devano.

"Cha, siapa yang datang?" teriak Aldo dari dalam rumah, pria itu melangkah hendak menghampiri Caca, membuat gadis itu semakin panik.

"Cepetan! Cepetan!" bisik Caca pelan, namun terdengar panik. Tangannya terus mendorong Devano dengan kuat, hingga membuat pria dingin itu mundur beberapa langkah.

"Ada tamu ya, Cha?" tanya Aldo, suara pria itu semakin mendekat, membuat Caca semakin panik sekaligus kebingungan.

"Eh ada tamu, kenapa nggak di suruh masuk, Cha?" ujar Aldo, pria itu kini sudah berada disamping Caca. Membuat Caca tidak bisa melakukan apapun lagi.

Caca menghela nafas berat, ia memandang punggung Devano yang membelakangi dirinya dan juga Aldo dengan tatapan tajam.


NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang