5 - Without title

1.2K 244 156
                                    

*****

Sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan gerbang SMA Cendrawana. Caca keluar dari mobil tersebut sembari membawa barang bawaannya.

Bara keluar dari mobilnya menghampiri Caca. "Jaga diri baik-baik ya sayang," ucap Bara---Ayahanda Caca, ia mengelus pelan puncak kepala anaknya itu.

"Iya siap bos!" jawab Caca sembari mengangkat tangannya membentuk hormat.

Bara tersenyum, "Kalau gitu Ayah berangkat dulu ya. Nanti kalau mau pulang kabarin Ayah lebih awal, biar kamu gak nunggu kelamaan."

"Iya Ayah. Hati-hati di jalan," ujar Caca sembari tersenyum.

Bara masuk kembali ke dalam mobilnya. Ia sedikit menurunkan kaca mobilnya, kemudian ia melambaikan tangan kepada Caca sebelum akhirnya pergi melenggang dari hadapan Caca.

Caca tersenyum. Kemudian ia pun masuk ke dalam sekolahnya.

****

Caca berjalan di sepanjang koridor sekolahnya. Ia menatap lurus ke arah depan sana. Di pertengahan jalan, matanya tak sengaja melihat seorang pria yang tengah berjalan ke arahnya dengan seorang cewek yang sedang bergelut manja disampingnya.

Caca menghentikan langkahnya menatap seseorang itu.

Sedangkan di depan sana Devano juga sedang memperhatikan Caca. Ya, cowok yang sedang bergandengan di sana itu adalah Devano.

Devano menghentikan langkahnya menatap Caca yang berada tak jauh darinya.

"Van kok berhenti sih," ucap Nadia cewek yang berada disamping Devano.

Devano mengabaikan Nadia. Ia tetap fokus memperhatikan Caca.

Sedangkan Caca ia juga sedari tadi terus memandang Devano dan cewek yang berada di samping Devano itu.

"Kalau gitu nanti aja deh Caca balikin jaketnya," ucapnya.

Caca membalikkan tubuhnya, ia ingin pergi ke toilet sebentar sebelum memasuki kelasnya.

Devano menatap kepergian Caca. Iya menghela nafas pelan.

"Van kamu lihatin apa sih?" tanya Nadia dengan nada suara manja yang di buat-buat.

Devano melirik sekilas ke arah Nadia yang sedang bergelut manja di sampingnya. Ia melepaskan tangan Nadia dari lengannya.

"Lepasin gue. Dan jangan ganggu gue lagi!" ucap Devano tegas dengan sorot mata tajam.

Devano beranjak pergi meninggalkan Nadia di sana. "Van, kok kamu gitu sih sama aku!" teriak Nadia kepada Devano.

Devano tak menghiraukan Nadia. Ia terus berjalan meninggalkan Nadia yang sedang berteriak memanggil namanya.

"Vano----"

Nadia menghentak-hentakan kakinya. Ia merasa sangat kesal dengan sikap Devano yang selalu mengabaikannya.

"Liat aja Van, aku pasti bisa dapetin kamu."

****

Caca keluar dari salah satu bilik kamar mandi. lalu ia berjalan ke arah wastafel dan mulai mencuci tangannya.

Ia tatap dirinya di pantulan cermin itu sembari tersenyum. "Cantik banget sih Caca," ucapnya memuji dirinya sendiri.

Caca menggendong tasnya kembali dan membawa barang bawaannya, "Caca harus cepet-cepet ke kelas nih, nanti telat."

Kemudian Caca segera beranjak keluar menuju kelasnya.

****

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang