*****
Caca menatap sekelilingnya ketika motor Devano berhenti di sebuah parkiran dekat pantai.
Caca turun dari motor Devano kemudian melepaskan helm yang di kenakannya.
Pantai? Untuk apa Devano mengajaknya kesini?
Ia menoleh ke arah Devano yang kini tengah melepaskan helmnya. Devano turun dari motornya, kemudian menatap Caca yang kini tengah menatapnya.
Devano menaikan sebelah alisnya ketika Caca terus menatapnya tanpa berkedip. "Apa?" tanya Devano.
"Pantai?" gumam Caca.
Devano berdeham kemudian menganggukkan kepalanya. "Hm,"
"Ngapain ke pantai? Kan, Kakak mau hukum aku. Kenapa kita kesini?" tanya Caca berbondong-bondong.
"Ah---atau jangan jangan Kakak mau ceburin Caca di pantai ya? Kejam banget sih!"
Devano menghela nafas pelan mendengar ocehan Caca. Ia menyentil jidat gadis itu dengan pelan. "Ngelantur!"
"Ya abisnya bikin Caca bingung. Kan Caca jadi suudzon!"
"Emang mau ngapain sih kesini?" tanyanya.
Devano berdecak, 'bawel' batinnya.
"Temani saya keliling pantai." ujar Devano santai.
Caca melongo, Ia mengerjapkan matanya berulangkali. "Hah? Ngapain?" tanyanya.
Devano menghela nafas untuk kesekian kalinya. Ia menarik lengan Caca untuk ikut masuk ke area pantai. "Banyak nanya! Buang buang waktu."
Caca berdecak tak terima. Ia belum mendapatkan jawaban yang pasti dari pria dingin yang tengah menarik tangannya saat ini.
"Main tarik-tarik aja. Caca bukan kucing tauk!" teriak Caca dari balik tubuh Devano.
"Berisik!"
Caca mencibikan bibirnya, ia menatap punggung tegap milik Devano di hadapannya sembari memaju mundurkan bibirnya seolah tengah meledek Devano.
"Serah Mas-nya aja deh!"
****
Kini keduanya tengah duduk di meja milik penjual Es kelapa muda. Keduanya sama-sama menikmati pemandangan pantai yang sangat indah dengan di temani dua gelas Es kelapa muda yang di pesannya.
"Kak," panggil Caca kepada Devano.
"Hm?"
"Kesana yuk!" seru Caca sembari menunjuk ke arah tepi pantai.
"Gak." tolak Devano.
"Ih ayo Kak--tadi katanya minta di temanin keliling pantai, sekarang malah diam aja!" rengek Caca sembari menggoyang-goyangkan lengan Devano.
"Saya mager, kamu aja sana."
Caca mencibikan bibirnya, ia menatap ke arah pantai sembari cemberut.
Sebuah ide muncul di kepalanya, ia melirik Devano yang tengah menyeruput Es kelapanya dengan tenang.
Sedetik kemudian ia pun langsung berjalan ke arah Devano dan menarik tangan pria itu kemudian membawanya ke arah pantai.
"CACA!" pekik Devano karena terkejut.
"Hahahahahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NATASYA
Ficção Adolescente[REVISI SETELAH TAMAT] Bagaimana halnya, bila seseorang yang telah hadir lebih dulu itu kini datang kembali setelah pergi meninggalkan selama bertahun-tahun? Ini kisah tentang seorang gadis bernama Natasya Artalyta Syafira. Seorang gadis dengan par...