35 - My happiness

306 16 33
                                    

HAI GUYS! APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YAA^^

GIMANA HARI-HARI KALIAN, SEMUA BAIK-BAIK AJA KAN?

UDAH SIAP BACA PART 35?
KALO UDAH SIAP, SPAM KOMEN 'NATASYA' DISINI OKE!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA💗

****

"Terimakasih telah bersamaku, bersama wanita yang mulai dewasa, namun tetap menjadi gadis kecil yang manja saat didekatmu."

— Natasya Artalyta Syafira.


"Cha, tunggu." panggil Devano kepada Caca yang terus berlari dihadapannya. Pria itu berusaha untuk mengejar gadisnya, namun gadis itu sepertinya benar-benar ngambek kepadanya.

Caca mendengus, "Jangan ikutin Acha!" ucapnya sembari terus berjalan dengan tergesa-gesa. Sejujurnya, ia tidak marah kepada pria itu. Ia hanya merasa malu pada kejadian beberapa menit yang lalu.

Devano mengacak rambutnya frustasi, dengan langkah yang lebar ia berhasil meraih tangan Caca kemudian memutar badan gadis itu agar menghadap kearahnya.

"Hei, maaf. Aku kelepasan...," lirih Devano pelan diakhir kalimatnya.

Caca berdecak, pipinya kembali bersemu kala mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Setelah kejadian Devano menciumnya, gadis itu langsung kabur dan berakhir kejar-kejaran seperti ini.

"Nggak usah dibahas lagi!" ketus Caca dengan kepala menunduk, enggan menatap Devano.

Devano tersenyum tipis, ia tau gadisnya itu tidak benar-benar marah kepadanya. "Kamu marah?" tanya Devano lembut.

"Nggak!" jawab Caca sembari cemberut.

"Terus kenapa, hm?" tanya Devano lagi dengan suara serak.

Caca mengepalkan kedua tangannya erat-erat, hanya mendengar suara pria itu saja sudah ingin membuatnya pingsan. Bisa mati ia jika terus-menerus mendapat perlakuan manis seperti ini.

"Malu," cicit Caca dengan kepala yang semakin menunduk.

Devano tersenyum, tangannya beralih menyentuh dagu Caca kemudian mengangkat kepala gadis itu agar mau menatapnya. Wajah gadis itu terlihat lucu, ingin rasanya Devano tertawa, namun sebisa mungkin ia menahannya agar Caca tidak ngambek lagi kepadanya.

"Aku udah bilang disini nggak ada orang," kata Devano, kemudian menarik Caca untuk masuk kedalam pelukannya dan menyandarkan kepala gadis itu di dada bidangnya.

"Tapi 'kan tetap aja, ini tempat umum, kalau ada yang tiba-tiba lewat gimana?"

Devano menghela nafas. Terpaksa ia harus memberitahu tentang ini, agar gadis itu tidak cerewet dan mempermasalahkan hal itu lagi,
"Nggak akan ada yang lewat, karena aku udah sewa tempat ini,"

"HAH?!"

Sudah Devano duga bahwa gadis itu pasti akan terkejut, itu mengapa ia tidak ingin memberitahu gadis itu tentang ini.

"Nggak semua, hanya bagian ini," jelas Devano.

Caca menatap Devano, ia tidak habis pikir dengan pria itu, bagaimana bisa pria itu menyewa tempat ini? Bukankah itu sangat mahal?

"Ya tetap aja. Harga sewanya pasti mahal!"

Devano memandang Caca yang terlihat marah kepadanya, ia kembali menarik Caca kedalam pelukannya kemudian mengelus puncak kepala gadis itu dengan lembut, mencoba untuk menenangkannya. "Nggak usah dipikirin,"

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang