28 - Ngambek

426 22 14
                                    

HAI GUYS! APA KABAR?

SEMOGA SEHAT SELALU YA^^

YEAY NATASYA UP LAGI NIH! SIAPA YANG UDAH NGGAK SABAR BACA CERITA NATASYA?

FOLLOW DAN VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA OKEY! TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI SEKARANG JUGA. JANGAN SIDERS!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

"Jadilah seperti senja yang kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan."


"APA?!" pekik Mita. Sangat terkejut setelah mendengarkan cerita Caca.

"Lo jadian sama Devan--hmphtt--"

Caca langsung membekap mulut Mita saat gadis itu sangat berisik. "Sttt---jangan berisik." bisik Caca pelan. Ia tidak ingin orang yang berada dirumah ini tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

Mita melepas paksa tangan Caca yang berada dimulutnya. Gadis itu menatap tajam kearah Caca. "Lo jadian sama Devano gak bilang-bilang gue? Bisa-bisanya!" sentak Mita menatap tak percaya kearah Caca.

"Lo anggap gue apa sih?!" gretak Mita, tidak habis pikir dengan pikiran Caca. "Gue sahabat lo Cha! Bisa-bisanya lo rahasiain ini dari gue?!" omel Mita, membuat Caca semakin pusing dibuatnya.

Caca menghela nafas panjang. Ia telah menceritakan semuanya kepada Mita tentang ia dan Devano, dan bagaimana ia bisa berpacaran dengan Devano. Ia telah menceritakan semuanya dari awal sampai akhir kepada Mita. Ia telah menduga reaksi Mita akan seperti ini setelah mengetahui semuanya. Tetapi bisakah Mita tidak berteriak seperti tadi? Ia tidak ingin yang lain tahu tentang ini.

Bukan tidak ingin, hanya saja ia belum siap untuk memberitahunya.

"Bukan gitu---Caca cuma cari waktu yang pas aja buat kasih tahu Mita, Caca nggak ada niatan nutupin ini dari Mita kok."

Mita menghela nafas panjang, ia menerima alasan Caca. "Sejak kapan lo jadian sama dia?" tanya Mita membuat Caca menoleh kearahnya.

"1 hari yang lalu," balas Caca. "Caca memutuskan untuk break dulu. Caca nggak ingin orang lain tahu hubungan Caca dan Kak Devano yang sebenarnya." ujarnya. Caca menunduk dalam.

"WHAT? break? Yang benar aja Cha!" pekik Mita. Tanggapan gadis itu sama seperti tanggapan Devano 1 hari yang lalu. "Kenapa? Maksud gue---alasannya apa?" tanya Mita, ia menatap dalam kearah Caca.

Caca menceritakan alasannya pada Mita dan Mita pun mendengarkannya secara seksama.

Mita mengangguk paham setelah Caca selesai menceritakan alasannya. Ia menepuk pundak Caca dengan pelan hingga gadis itu menatap kearahnya.

"Gue maklumi kekhawatiran lo. Tapi Cha, apa lo nggak kasihan sama Devano? Maksud gue---lo 'kan baru aja jadian, mungkin aja Devano pengen lebih deket sama lo. Apalagi lo belum lama kenal sama dia, pasti Devano pengen tahu lebih dalam tentang lo." ujar Mita berhasil membuat Caca termenung. Ia tidak pernah memikirkan hal itu, ia sangat menyesal.

Caca menundukkan kepalanya, "Caca egois ya?" tanyanya lirih.

"Nggak, Cha. Lo nggak egois. Gue ngerti keputusan lo dan gue juga yakin Devano paham sama keputusan lo." ucap Mita menenangkan Caca. "Untuk sementara waktu nggak apa-apa seperti ini dulu, sering-sering komunikasi aja sama Devano. Gue yakin dia ngerti." katanya lagi.

Caca mengangguk pelan. Devano memang tidak menuntutnya ini itu, pria itu pun menerima keputusan Caca dengan baik meski awalnya sulit untuk diterima. Tetapi ucapan Mita barusan berhasil menyentuh relung hati Caca yang paling dalam.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang