7 - Kiss?

1.1K 223 121
                                    

*****

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap Devano.

Devano mengerutkan keningnya melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Ia menaikan sebelah alisnya. "Gimana?" tanyanya.

Seseorang itu menganggukan kepalanya. "Aman."

Devano ikut menganggukan kepalanya. "Oke."

"Dia mau pergi ke suatu tempat." ucap seseorang itu tiba-tiba.

Devano mengerutkan keningnya. "Kemana?"

"Nanti gue kabarin lo lagi, gue pergi dulu." ucapnya.

Seseorang itu langsung membalikkan tubuhnya. Berjalan keluar meninggalkan Devano yang masih terdiam di tempatnya.

****

Dua gadis cantik tengah berjalan di koridor sekolahnya. Sesekali mereka tertawa dan bercanda. Membicarakan hal yang lucu menurut keduanya.

"Jadi ke toko buku?" tanya Caca ketika tawanya sudah terhenti.

"Jadi." jawab Mita.

"Mau nyopet?" tanya Caca sembari menaik turunkan alisnya. Ia ingin membuat Mita kesal sekali lagi.

Mita menyikut lengan Caca. "Sembarangan lo. Gue masih mampu ya!"

"Hahahaha"

Mita hanya mencibikan bibirnya. Hari ini Caca terus saja menggodanya.

"Beli Novel lagi?" tanya Caca.

Mita menganggukan kepalanya. "Iya. Ada Novel terbaru kemarin." serunya.

"Oke, kita berangkat sekarang." ajak Caca sembari tersenyum.

Mita pun ikut tersenyum. "Ayok!"

****

Devano melangkahkan kakinya keluar ruangan. Ia berjalan di sepanjang koridor dengan langkah yang tergesa-gesa.

Devano menghentikan langkahnya ketika ia sudah berada di samping motornya.

Drtt! Drtt! Drtt!

Ponsel Devano bergetar. Bertanda ada sebuah panggilan masuk disana.

Devano merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan ponselnya. Lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Hm?" dehem Devano ketika sambungan mulai terhubung.

"...."

"Oke."

"...."

Devano Mengangguk-nganggukkan kepalanya. "Gue kesana sekarang." ucapnya sembari memutuskan panggilan sepihak.

Devano memasukan kembali ponsel-nya. Ia memakai helmnya dan mulai menaiki motornya.

Sebuah tangan memegang lengan-nya ketika ia mulai menyalakan mesin motornya.

Devano menatap tangan yang berada di lengannya itu. Lalu ia menatap tajam seseorang yang dengan lancang menggandeng dirinya.

"Van, anterin aku pulang yu." ucap Nadia manja.

Devano semakin menatap Nadia dengan tajam di balik helmnya. Sungguh, gadis ini selalu saja mengganggunya.

"Van---" ucap Nadia sembari menggoyang-goyangkan lengan Devano. Hal itu semakin membuat Devano risih terhadap tingkah laku Nadia.

"Bisa minggir gak!" ucap Devano kesal.

"Enggak," ucap Nadia sembari meletakkan kepalanya di lengan kekar Devano.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang