30 - Tamu tak diundang

451 22 24
                                        

HAI GUYS! APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YAA!^^

ALHAMDULILLAH AKHIRNYA NATASYA BISA UP LAGI! SENENG NGGAK?

UDAH SIAP BACA PART 30?

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA UNTUK VOTE AND FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA! COMMENT DAN RAMAIKAN DI SETIAP PARAGRAF-NYA OKAY!^^

JANGAN SIDERS!

BISMILLAH, PART 30 UNTUK KALIAN SEMUA^^

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

"Cinta itu burung yang indah, yang mengemis untuk ditangkap tapi menolak untuk dilukai." –Khalil Gibran


Minggu pagi dihari yang sangat cerah ini, seorang gadis tampak tengah melakukan pemanasan di depan halaman rumahnya. Pagi-pagi sekali gadis itu sudah terbangun dari tidurnya, ntah apa yang sedang merasuki dirinya hingga ia bangun sepagi ini.

"Acha," panggil seseorang dari balik tubuhnya.

Gadis itu menghentikan aktivitas-nya kemudian membalikkan badannya dan menoleh pada seseorang tersebut.

"Abang,"

Aldo menghampiri Caca dengan langkah pelan, wajah khas bangun tidur tercetak jelas diwajahnya. Bagaimana tidak? Ia baru tidur pukul 2 pagi, namun baru saja ia tidur 3 jam, Caca sudah membangunkan-nya. Gadis itu meminta dirinya untuk melakukan olahraga pagi bersama.

Aldo mengusap wajahnya dengan kasar, dirinya benar-benar mengantuk saat ini. "Abang tidur lagi ya, Cha." ucapnya, membalikkan badannya dan berniat untuk masuk kembali kedalam rumahnya.

"EITS TUNGGU! Udah bangun nggak boleh tidur lagi," ujar Caca sembari menahan lengan Aldo yang hendak melangkah memasuki rumah.

"Olahraga biar sehat," kata Caca lagi.

Mau tidak mau Aldo menuruti permintaan gadis itu dan mulai melakukan gerakan pemanasan bersama.

***

10 menit telah berlalu, kini kedua sejoli itu tampak tengah berbaring diatas rerumputan dengan nafas tak beraturan. Keringat mulai mengalir membasahi pelipis serta wajah keduanya.

"Kamu ngajakin Abang pemanasan apa mau ngajakin Abang mati sih, Cha!" gerutu Aldo yang berada disampingnya.

Kepala keduanya menyatu dengan posisi tubuh yang menyerong kesamping.

Caca terkekeh, "Lebay! Baru juga pemanasan," ujar Caca diiringi dengan kekehan pelan.

"Belakang ini Abang kurang istirahat, tubuh Abang gampang capek dan nggak sekuat dulu," ucap Aldo, tidak ada niat menyinggung Caca. Namun ntah mengapa Caca merasa tersinggung sekaligus merasa bersalah karena ucapan Aldo.

Caca memejamkan matanya sejenak, kemudian membuka matanya kembali. Tatapan gadis itu berubah sendu, "Maaf, Acha terlalu memaksakan Abang untuk ikut olahraga bareng Acha..," lirihnya.

Aldo menepuk keningnya dengan kasar. Sepertinya gadis itu salah paham dengan ucapannya, "Bukan gitu maksud Abang, Cha..,"

Aldo merubah posisinya menjadi tengkurap, menatap wajah Caca yang kini berada dihadapanya. "Hei, liat Abang," pinta Aldo.

Caca mendongak menatap Aldo, gadis itu mencurutkan bibirnya, membuat Aldo terkekeh dibuatnya.

"Abang seneng bisa olahraga bareng kamu, karena.. Kapan lagi 'kan bisa kayak gini bareng?" ujar Aldo, "Kamu jangan merasa bersalah gitu dong, Cha! 'Kan Abang jadi sedih..," katanya lagi, dengan raut wajah semelas mungkin.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang