19 - Ribut

494 69 7
                                    

*****

Motor Sport berwarna hijau berhenti tepat di depan gerbang sekolah SMA Cendrawana.

Aldo melepaskan helm full face-nya, ia menatap Caca yang kini sudah berdiri di samping motornya sembari melepaskan helm yang di pakainya.

Caca menyerahkan helm tersebut ke arah Aldo, dan Aldo menerimanya.

Gadis itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Aldo menunggu gadis itu dengan sabar.

Aldo menatap jengah ke arah Caca yang kini tengah bercermin di kaca spion motornya.

Aldo menggerutu. "Lama banget sih Cha."

"Bentar Abang, rambut Acha masih berantakan."

"Udah cantik Cha." puji Aldo sebenarnya hanya alibi saja, agar adiknya itu segera masuk ke dalam sekolahnya.

Caca menatap Aldo. "Beneran udah cantik?" tanyanya.

Aldo menghela nafas pelan. "Udah Acha."

Caca menegakkan tubuhnya kembali. "Oke. Acha masuk dulu ya," pamitnya.

"Belajar yang benar. Nanti kalau mau di jemput, langsung kabarin Abang aja."

Caca mengangguk. "Siap bos!"

Aldo terkekeh, ia mencubit pipi Caca dengan pelan. "Iya udah, sana masuk."

"Bye!"

Caca berjalan meninggalkan Aldo. Aldo menatap punggung Caca yang kini semakin menjauh. Setelah di rasa aman, barulah ia pergi meninggalkan tempat tersebut.

****

Caca berjalan di sepanjang koridor dengan langkah pelan. Sesekali ia tersenyum dan menyapa beberapa siswa-siswi yang tengah berlalu lalang di sana.

Meskipun tidak kenal, tetapi gadis itu tetap menyapa siapapun dengan ramah.

Caca merogoh saku seragamnya, kemudian ia mengeluarkan ponsel serta earphone-nya dari dalam sana. Saat ini, ia memilih untuk mendengarkan lagu selama di perjalanan menuju kelasnya.

Lagu telah di putar, gadis itu kini tengah mendengarkan musik yang berjudul 'Never Stop'. Lagu yang ia dapat dari OST film drama china yang sedang ia tonton saat ini.

Karna terlalu asik, sampai-sampai Caca tidak memperhatikan sekitarnya. Hingga ia menabrak tubuh seseorang.

Bruk!

"ARGH---"

Caca terjatuh bersamaan dengan orang yang ia tabrak.

"BANGSAT! SIAPA YANG UDAH NABRAK GUE?!" teriak seseorang tersebut.

"Argh--sakit--" ringis Caca sembari memegangi lututnya yang terasa perih. Ia terjatuh tepat di atas lantai yang pecah. Hingga kini, lututnya sobek dan mengeluarkan banyak darah.

Seseorang itu mendongak ketika mendengar ringisan seseorang di hadapannya.

"Lo---" ucapnya terhenti, kemudian ia bangkit berdiri dan menarik paksa rambut Caca.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang