43 - Seperti Ada Yang Hilang..

285 9 29
                                    

Halo guys! Apa kabar?

Yeay akhirnya update lagi! Seneng nggak?

Ayo semangat untuk mewujudkan
“19 RIBU PEMBACA, UNTUK 19 TAHUN USIA”

Bantu aku ya, dengan cara vote and comment sebanyak-banyaknya okay! Rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kalian juga yaa^^

(Monmaaf agak maksa😓)

Selamat membaca, semoga suka💗

****

“Pergilah yang jauh, agar kamu tahu rasa rindu yang sesungguhnya.”

🥀


Dua hari berlalu begitu saja tanpa ada yang spesial. Sudah dua hari pula Devano menepati janjinya untuk tidak menemui atau mengganggu quality time antara Aldo dan Caca.

Dua hari yang terasa seperti satu minggu bagi Devano. Dua hari yang terasa hampa dan dua hari yang sudah hampir membuatnya gila karena menahan rindu.

Katakan saja bahwa dirinya lebay. Namun memang seperti itu yang dirasakannya sekarang.

“DORR!”

Devano terkejut bukan main saat seseorang mengagetkannya dari belakang. Ia mengumpat dan memaki seseorang itu dengan kata-kata kasar. “Mierda!” umpatnya dengan bahasa Spanyol.

“WOHH SANTAI-SANTAI BRO!”

“Mau apa lo?!” ketus Devano saat Riyan sudah berada di sampingnya.

“Sensi amat Pak udah kayak nggak ketemu Ayang satu bulan aja,” ucap Riyan membuat Devano meliriknya tajam. “Ups.. Emang lagi nggak ketemu ya? Hahaha!” tawa Riyan meledak, sukses mengejek Devano hingga pria itu kesal.

Devano menghela nafas panjang, berusaha untuk tidak terpancing emosi menghadapi Riyan. Ia pun hanya pasrah saat Riyan terus mengejeknya.

Riyan menghentikan tawanya kemudian merangkul pundak Devano yang sama tinggi dengannya. “Kemana cewek lo?” tanya Riyan, sejujurnya ia sudah tahu kemana Caca, namun ia hanya ingin basa-basi saja sekaligus mengejek Devano. Teman laknat memang!

Devano berdecak, ia melepaskan tangan Riyan yang merangkul pundaknya dengan kasar. “Ck. Gak usah ngurusin gue! Urusin aja hubungan lo sama Mita yang gak jelas itu.” balas Devano sarkas.

“WOHH ENAK AJA LO BILANG HUBUNGAN GUE NGGAK JELAS! UDAH JELAS NIH BOS, UDAH OFFICIAL!” bantah Riyan tak terima.

Devano mengerutkan keningnya menatap Riyan. Jadi pria menyebalkan yang berstatus sahabatnya itu sudah berhasil menyatakan cintanya? Sungguh? Devano kira, pria itu akan tetap menjadi pengecut untuk selamanya.

“Enak aja lo ngatain gue pengecut!” ujar Riyan membuat Devano tersentak. Pria itu seolah tahu apa yang sedang Devano pikiran dan Devano ucapkan di dalam hatinya.

Cenayang kah?

“Dari kapan?” tanya Devano, pasalnya Riyan belum ada cerita apapun kepadanya, jadi ia tidak tahu apapun tentang hal ini.

“Dua hari yang lalu. Keren kan gue?” bangga Riyan sembari menepuk-nepuk dada bidangnya.

Devano mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian menepuk pundak Riyan untuk mengucapkan kata selamat karena telah berhasil menyuarakan perasaan yang selama ini pria itu pendam. “Congrats! Jangan lupa teraktir gue sama Acha direstoran bintang lima.” ucap Devano berhasil membuat Riyan tersedak air liurnya. Terkejut karena ucapan Devano.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang