36 - Trouble

294 17 18
                                    

HAI GUYS! CALL ME JEJE!🦕

APA KABAR SEMUANYA? SEMOGA KALIAN SELALU BAIK-BAIK AJA YA^^

UDAH SIAP BACA PART 36?
SPAM KOMEN 'NATASYA' KALAU KALIAN SUDAH SIAP BACA PART INI!👉🏻

JANGAN LUPA UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA OKAY, JANGAN SIDERS!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA💗

****

"Semesta senang sekali bercanda. Ia mendatangkan suka tanpa aba-aba, lalu meninggalkan luka dengan tiba-tiba."

🥀

"Belajar yang bener, jangan nakal." pesan Aldo saat keduanya sudah tiba di depan sekolah SMA Cendrawana. "Jangan pacaran mulu," sindir Aldo sembari memutar kedua bola matanya malas.

Caca mencibir, "Mana ada!"

Aldo menghela nafas pelan, "Sana masuk, udah telat,"

Caca menganggukan kepalanya sembari melepaskan seatbelt. "Acha masuk ya," katanya. "Abang hati-hati di jalan," katanya lagi setelah berhasil melepaskan seatbelt dari tubuhnya. Gadis itu memandang kearah Aldo dengan senyum manis yang tersemat di wajahnya.

Caca hendak melangkah turun dan membuka pintu mobilnya, namun Aldo tiba-tiba menahan lengannya hingga membuat gadis itu kembali menoleh padanya. Menatap Aldo dengan kening yang mengkerut.

"Kenapa?" tanya Caca saat menyadari ada hal yang aneh pada Abangnya.

"Satu minggu lagi, Cha," ucap Aldo pelan, tatapannya terlihat teduh dan ada kesedihan di balik tatapannya.

"Apa yang satu minggu lagi?" tanya Caca, masih belum mengerti apa yang di maksud Aldo.

Aldo menghela nafas pelan, kemudian menunduk. Sejujurnya ia sangat berat untuk mengatakannya. Ia tahu, bahwa Caca pasti akan sedih setiap kali mereka membahas hal tentang ini. Ia tidak sanggup melihat wajah sedih gadis itu, dan ia benci ketika adik satu-satunya itu terlihat sedih, terlebih lagi karena dirinya.

"Waktu Abang disini hanya sisa satu minggu lagi, Cha. Abang akan balik lagi ke Amerika...," lirih Aldo diakhir kalimatnya.

Caca terdiam untuk sesaat, kemudian membuang pandangannya kearah lain. Ia benci ketika sudah membahas hal tentang ini. Rasanya, ia belum sanggup untuk tinggal berjauhan dengan Kakak kesayangannya itu. Aldo selalu menjaga dan melindunginya dengan baik. Ia tidak akan membiarkan Caca terluka sedikitpun, Aldo sangat berperan penting bagi hidupnya, rasanya ia benar-benar tidak sanggup jika harus berjauhan lagi dengan Aldo. Walaupun hanya sementara, namun rasanya sangat berat. Dan Caca tidak menyukainya.

Namun Caca sadar, dirinya tidak boleh egois lagi. Aldo rela pulang dan belajar online hanya untuk dirinya. Caca tahu, selama ini Aldo merasa kesulitan karena harus belajar secara online. Namun pria itu tidak pernah mengeluh atau menunjukkan kesulitannya kepada Caca. Aldo selalu tersenyum kepadanya, senyum yang selalu berhasil membuat Caca tenang. Caca merasa sedikit bersalah, karena tidak bisa memanfaatkan waktu berdua dengan Aldo. Caca menyesalinya, sangat.

"Maaf..," ucap Aldo saat menyadari bahwa Caca hanya terdiam disampingnya.

Caca menghela nafas pelan, kemudian menoleh kearah Aldo dengan senyum yang ia paksa untuk mengembang. "Seminggu full untuk Abang tercinta." seru Caca sembari tersenyum, dengan kedua tangannya yang sengaja ia bentuk love.

Aldo menoleh kearah Caca, menatap gadis itu yang tersenyum kearahnya membuat hatinya terasa lebih tenang. Ia mengacak-acak puncak kepala Caca kemudian membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Seminggu full untuk Abang?" tanya Aldo sembari mengacungkan jari kelingkingnya kearah Caca.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang