26 - Backstreet

473 26 24
                                    

HAI GUYS! APA KABAR?^^

YEAY AKHIRNYA BISA UP LAGI SETELAH SEKIAN LAMA WKWK

GIMANA, KANGEN NGGAK?

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE TERLEBIH DAHULU YA. TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI SEKARANG JUGA!!

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU TERLEBIH DAHULU OKEY!

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA❤

****

"Terlalu banyak orang yang menyukaimu, sehingga aku malu pada mereka yang lebih sempurna." -- Caca


"Caca!"

Caca membalikkan badannya saat namanya di panggil oleh seseorang. Ia menoleh dan menatap seseorang tersebut.

Dan di sanalah tampak Mita tengah berlari kecil ke arahnya. Nafas gadis itu terengah-engah saat sudah berada di hadapannya.

Mita berdecak. "Ck. Gue panggil lo dari tadi tapi lo nggak nengok-nengok!" gerutunya.

Caca mengerutkan keningnya, "Masa sih?" tanyanya. Jujur ia tidak tahu dan tidak mendengar saat Mita memanggilnya.

Mita menghela nafas pelan. Mengatur nafasnya sejenak, kemudian kembali menatap ke arah Caca.

"Udah nggak udah di bahas, ke kantin aja yuk. Gue laper belum sarapan." ucap Mita sembari memegangi perutnya yang terasa lapar.

Caca mengangguk sembari tersenyum. "Ay---" ucapan Caca terjeda saat seseorang memanggil namanya.

"Cha," panggil seseorang pada Caca.

Caca dan Mita spontan menoleh pada seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu Ruang OSIS sembari tersenyum kearah keduanya.

Mita mengerutkan keningnya. Sedangkan Caca, matanya sudah melotot tak santai menatap seseorang tersebut.

"Kak Devano? Mau ngapain?" gumam Mita pelan, hanya Caca yang dapat mendengarnya.

Devano tersenyum ke arah Caca, pria itu melangkah dan berdiri di samping Caca.

Mita tertegun. Ini kali pertamanya ia melihat Devano tersenyum. Dan senyum itu hanya terarah pada Caca.

"Ca--" panggil Mita lirih.

Caca gelagapan. Mengapa ia harus ada di situasi seperti ini!

Mita menatap Caca dalam, meminta penjelasan. Caca menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal kemudian bergumam. "Mita duluan aja ya ke kantin, nanti Caca nyusul. Caca lupa kalau Caca masih ada urusan sama Ketua OSIS galak ini," ujar Caca pada Mita sembari menunjuk ke arah Devano.

Devano menoleh, menatap tajam ke arah Caca. Tetapi mulutnya tetap diam, tak membuka suara.

Mita mengangguk. "Oke gue duluan ya, gue tunggu di sana." sahut Mita.

Caca hanya mengangguk sebagai balasan.

Caca menghela nafas lega saat Mita sudah benar-benar pergi dari hadapan keduanya. "Untungnya---" gumamnya.

"EH! EH!" pekik Caca saat Devano tiba-tiba menarik tangannya.

Devano membawa Caca ke ruangan pribadinya. Mengunci pintu ruangan itu. Memojokkan Caca ke arah tembok dan mengurung gadis itu dengan kedua tangannya.

Caca menahan nafasnya saat wajah Devano begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan nafas pria itu sangat terasa di kulit wajahnya.

Sebelah tangan Devano terangkat membelai lembut pipi Caca. Ia menatap tajam gadis itu yang juga tengah menatapnya.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang