45 - HANCURNYA SEBUAH KEPERCAYAAN

327 13 23
                                    

HALO GUYS! APA KABAR?
SEMOGA SEHAT SELALU YA^^

GIMANA PART KEMARIN? KURANG NGEFEEL YA HUHUHU:(
AKU MAKSAIN NULIS MESKIPUN LAGI KURANG FIT, JADI SORRY YA KALO TIDAK SESUAI EKSPETASI KALIAN😉

UDAH SIAP BACA PART 45?
ENAKNYA CACA SAMA DEVANO DI GIMANA-IN YA? DIBIKIN PUTUS ENAK KALI YA WKWK

OKE DEH LANGSUNG AJA. EITS.. JANGAN LUPA FOLLOW AND VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM BACA YA, RAMAIKAN DISETIAP PARAGRAFNYA JUGA OKEY^^

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA AAMIIN💗

****

"Selamat atas pengkhianatanmu yang sudah membuatku kecewa, dan terima kasih sudah mengingatkanku akan kesadaran tentangmu."

🥀

“Cha—” panggil Devano lirih.

Caca tersenyum getir. Ia menatap Devano kecewa, dengan air mata yang terus mengalir deras di pipinya.

“Ya, Nano?”

Devano tertegun. Tubuhnya bergetar hebat, ia tidak tahu harus melakukan apa, ini semua terjadi di luar kendalinya.


“Cha, aku—”

“Kenapa?” sela Caca cepat. “Kenapa nggak pernah bilang Kak?” tanya Caca dengan suara bergetar, menahan sesak di hatinya.

“Aku bisa jelasin,” ujar Devano. Menatap Caca dalam, berusaha tenang meskipun pikirannya mulai bercabang kemana-mana.

“Jelasin apa?” tanya Caca remeh.

“KENAPA KAMU RAHASIAN INI DARI AKU KAK!” teriak Caca tak dapat lagi menahan emosinya.

“11 tahun. 11 tahun bukan waktu yang singkat Kak..,” lirih Caca menatap Devano dengan berurai air mata. “Kamu pergi ninggalin aku tanpa kejelasan. Membiarkan aku terus mencari dan mencari, sedangkan sosok yang aku cari ternyata sudah ada di dekat aku selama ini!”

“—Kenapa kak?” sambung Caca.

“Cha, hey... tenang dulu,” Devano berusaha mendekat, namun Caca bergerak mundur seolah enggan berdekatan dengannya.

“Tenang? Setelah semuanya terungkap kamu masih bisa bilang tenang?” Caca berdecih, kemudian membuang pandangannya kearah lain. “DIMANA OTAK KAMU KAK!” teriak Caca emosi.

Devano menggeleng. Wajah paniknya terlihat semakin memucat, ia benar-benar takut saat ini, namun ia berusaha untuk terlihat tenang sebisa mungkin.

“Aku lakuin ini demi kebaikan kamu, Cha..,” ucap Devano berusaha menjelaskan, namun lagi dan lagi Caca memotong ucapannya.

“Kebaikan yang kayak gimana, kak?” tanya Caca seolah tak membiarkan Devano untuk menjelaskan semuanya. “Kebaikan untuk kamu atau untuk aku?”

“Cha, please dengerin aku dulu.” erang Devano frustasi. “Aku nggak ada maksud sembunyiin ini dari kamu, aku sama Aldo lagi cari waktu yang tepat buat kasih tau ke kamu tentang ini—”

“—Abang?” sela Caca, menatap Devano penuh tanya.

Fakta mengejutkan apalagi ini? Jadi selama ini Aldo sudah mengetahui bahwa Devano adalah Nano? Lalu kenapa pria itu tidak memberitahu-nya? Kenapa pria itu juga ikut merahasiakan ini darinya? Ya, sekarang Caca tahu mengapa Abang-nya itu terlihat sangat akrab dengan Devano meskipun mereka baru bertemu beberapa kali saja, itu semua karena Aldo sudah mengetahuinya. Jadi, selama ini cuma ia yang tidak tahu apapun? Hahaha! Caca berdecih, ia tersenyum kecut merasa dibodohi.

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang