18 - Brownies pandan

572 74 3
                                    

*****

Dua gadis cantik tengah berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Keduanya tampak tengah asik berbincang dan sesekali tertawa bersama.

10 menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, tetapi dua sejoli itu memutuskan untuk keluar kelas paling akhir. Alasannya, karena mereka tidak ingin berdesak-desakan.

"Ca udah di jemput?" tanya Mita.

Caca mengangguk. "Sudah," Caca terkikik geli. "Jemputan Caca udah nunggu sejak 8 menit yang lalu."

Mita mengerutkan dahinya. "Jemputan?" tanyanya heran. Pasalnya, selama ini gadis itu selalu diantar jemput oleh ayahnya. Dan sejak kapan gadis itu mempunyai jemputan?

Caca tersenyum, ia mengangguk antusias. "Iya. Mita lihat aja nanti!"

"O-oke deh,"

"Oh iya, Mita sendiri gimana?" tanya Caca.

Mita mengerutkan dahinya tak mengerti. "Gimana apanya?"

Caca berdecak, "Udah di jemput belum?"

"Belum. Jemputan gue lagi libur, anaknya sakit."

Caca tersenyum, "kalau gitu Mita bareng Caca aja."

Mita menoleh ke arah Caca. "Serius nih?"

Caca mengangguk. "Iya. Ayok buruan!"

Caca menarik lengan Mita, mereka berdua berlari menuju parkiran.

****

Keduanya telah sampai di parkiran sekolah dengan nafas terengah-engah. Caca mendongak menatap sekelilingnya. Sedangkan Mita, gadis itu masih mengatur deru nafasnya.

Mita berdecak. "Kenapa harus lari sih?!" tanyanya dengan nafas terengah-engah.

"Ck, nanti jemputan Caca keburu kabur! Dia paling gak suka nunggu lama."

Mita mengerutkan dahinya. "Siapa sih jemputan lo? Mana ada jemputan kayak gitu!"

"Udah ayok. Kayaknya dia ada di depan deh."

Caca berjalan lebih dulu. Mita menatap gadis itu sembari menghela nafas kasar. Kemudian, ia pun menyusul gadis itu.

"Itu jemputan Caca!" ujar Caca ketika keduanya telah sampai di depan gerbang sekolah.

Mita menatap ke arah tunjuk gadis itu, dan di sanalah tampak Mobil Pajero Sport berwarna putih sudah terparkir dengan rapih di depan sekolahnya.

Mita melongo. "S-serius?" tanyanya.

Caca mengangguk. "Ayok kita ke sana."

Keduanya menghampiri mobil tersebut dan mengetuk kaca mobil itu.

Tok! Tok! Tok!

Tepat di ketukan ketiga, pintu mobil terbuka. Menampakkan seorang pria berpostur tubuh tinggi mengenakan kacamata hitam dan baju polos berwarna putih. Terlihat sangat tampan bagi siapapun yang melihatnya.

Mita melongo, "Bang Aldo!"

Aldo menatap Mita, ia menyentil jidat gadis itu. "Biasa aja kali lihatnya! Gue tau gue ganteng." ujar Aldo kepedean.

Mita memutar kedua bola matanya malas. "Dih---gak adik gak abang, sama sama tukang kepedean!"

Caca terkekeh melihat interaksi keduanya. Inilah yang ia tunggu-tunggu.

"Udah-udah. Ayok Abang kita pulang." ujar Caca

"Eh---bentar dong Ca. Abang pengen ketemu dong sama orang yang udah nolongin kamu."

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang