58 - i'm obsessed

343 7 7
                                    

“Jangan merusak hari yang baik, dengan memikirkan hari yang buruk kemarin.”
Natasya

🪸

“Mau beli cake dimana?" tanya Devano pada Caca yang sedang fokus memainkan ponselnya.

Saat ini keduanya sedang berada diperjalanan mencari kue untuk Aldo yang sedang berulang-tahun hari ini. Devano ikut menemani Caca karena habis ini mereka akan pergi ke apartementnya untuk membungkus kado yang sudah mereka beli saat di mall.

Devano menghela napasnya, karena Caca terus fokus pada ponselnya sampai-sampai gadis itu tak menanggapi ucapannya.

"Sayang?" panggil Devano lalu menggenggam lengan Caca yang sedang memegang ponsel hingga membuat gadis itu tersadarkan. "Lagi liatin apa sampai nggak denger aku lagi ngomong?"

Caca mematikan ponselnya lalu menyimpannya. Gadis itu melingkarkan tangannya pada tangan Devano yang sedang menyetir mobil membuat pria itu melepaskan sebelah tangannya pada stir mobil agar Caca lebih nyaman bersandar di lengan kekarnya.

"Maaf, tadi Acha lagi nyari ide dekorasi di pinterest buat bikin party dirumah. Karna terlalu fokus jadi gak denger kamu ngomong," jelas Caca, takut-takut Devano marah.

Devano mengangguk tak mempermasalahkan. "Gapapa," ucap Devano. "Ini kamu jadinya mau beli cake dimana?" tanya Devano.

"Um, di depan apart kamu ada toko kue kan ya? Kita beli disana aja deh, takut kesorean juga, kita belum bungkus kado soalnya," ucap Caca.

Devano hanya mengangguk. Tanpa banyak bicara, ia langsung menacap gasnya dengan kecepatan rata-rata dan membelah jalanan kota sembari mendengarkan musik 'Untuk Perempuan Yang Sedang Dipelukan' dari Payung Teduh yang menambah kesan romantis untuk keduanya.

***

Setelah membeli kue dan beberapa hadiah untuk Aldo, kini keduanya sudah berada di apart Devano untuk membungkus kado bersama.

Caca tampak fokus dan begitu telaten dalam membungkus kadonya. Sedangkan Devano sedang memasak di dapur untuk makan siang keduanya.

"Lho, udah selesai?" tanya Devano pada Caca. Pria itu baru saja datang dengan sebuah nampan berisi makan siang untuk keduanya.

Caca mengangguk antusias. "Udah. Acha itu paling jago dalam hal bungkus membungkus tahu! Hadiah kamu buat Abang udah aku bungkusin juga tuh," ucap Caca sembari menunjuk beberapa kado yang sudah selesai ia bungkus dengan rapi.

"Makasih sayang," ucap Devano sembari tersenyum pada gadisnya.

"Sini, makan dulu," ucap Devano, lalu menepuk tempat sebelahnya.

Caca dengan segera menghampirinya. Ia memandang takjub hidangan yang Devano suguhkan, benar-benar terlihat menggiurkan. "Ini semua kamu yang masak?"

Devano hanya mengangguk sebagai balasan. Pria itu sedang fokus mengelap sendok dan garfu untuk keduanya, lalu menuangkan air untuk Caca minum dan menyerahkan pada gadisnya. Devano benar-benar seeffort itu pada kekasihnya.

"Maaf ya, Acha jadi gak enak karena gak bantuin masak," ucap Caca merasa bersalah.

Devano menggeleng, lalu menyodorkan nasi beserta lauk pauk yang sudah ia siapkan kepada Caca. "Makan sayang," ucap Devano tak menanggapi ucapan Caca barusan.

Caca menerima piringnya, lalu mulai memakan masakan Devano. Satu detik, dua detik hingga akhirnya Caca memekik karena sangking enaknya masakan Devano. "KAK INI ENAK BANGET!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang